Praktikum Kromatografi Kertas
2.3 Tujuan
Percobaan ini memiliki tujuan untuk :
a.
Mengenal salah
satu pemisahan zat dengan kromatografi kertas.
b.
Mengidentifikasikan
klorofil, karoten, dan xautin dalam hijau daun dengan kromatografi kertas,
c.
Mengidentifikasikan
komponen penyusun tinta dengan kromatografi kertas.
2.3
Data Pengamatan
Kromatografi Kertas I
No
|
Jenis Daun
|
Warna Noda
yang Terbentuk
|
Jarak pelarut
(cm)
|
Jarak Noda
(cm)
|
1.
|
Daun Pepaya
|
Hijau
|
4,4
|
4,2
|
Kromatografi
Kertas II
No
|
Jenis Tinta/Spidol
|
Warna Noda
yang Terbentuk
|
Jarak pelarut
(cm)
|
Jarak Noda
(cm)
|
1.
|
Merah
|
Merah muda
|
8
|
3,7
|
Orange
|
5,1
|
|||
Kuning
|
7,1
|
|||
2.
|
Biru
|
Ungu
|
7,5
|
6,5
|
Biru
|
7,5
|
|||
3.
|
Hijau
|
Hijau
|
8,3
|
7,8
|
Biru
|
8
|
2.4
Pembahasan
1)
2) Analisa
Kualitatif
Percobaaan
kromatografi kertas bertujuan untuk mengenal salah satu pemisahan zat dengan
kromatografi kertas, mengidentifikasi klorofil, karoten, xautin dalam hijau
daun dengan kromatografi kertas, mengidentifikasi komponen penyusun tinta dengan
kromatografi kertas.
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan
distribusi dari komponen – komponen
campuran diantara dua fase, yaitu fase diam / tetap ( padat atau cair ). Fase
diam bersifat menahan komponen, sedangkan fase gerak akan melarutkan komponen.
Pada kromatografi kertas, fase diam berupa selulosa yang terdapat dalam kertas
sedangkan fase gerak berupa pelarut yang sesuai dan fase gerak ( cair atau gas
). Dalam hal ini kromatografi juga merupakan cara untuk memisahkan dan
mengidentifikasi campuran.
Ada beberapa cara kromatografi, salah satu
diantaranya adalah kromatografi kertas. Salah satu penggunaan kromatografi
kertas adalah pemisahan zat warna dalam tinta. Metode ini sesuai dengan
kromatografi serapan dan sekarang kromatografi kertas dipandang sebagai sistem
partisi. Salah satu zat padat dapat digunakan untuk menyokong fase tetap yaitu
bubuk selulosa ( kertas saring ) dan sebagai pelarut dan fase gerak adalah zat
cair yang sesuai, misalkan air, etanol, asam asetat.
Pada
kromatografi kertas jika setetes cuplikan diteteskan pada sepotong kerrtas
saring maka akan meluas dengan membentuk noda bulat. Kertas saring dimasukkan
dalam bejana tertutup yang berisi pelarut, maka pelarut akan bergerak melalui
serat – serat kertas saring. Bila daerah dari noda yang terpisah telah
dideteksi, maka perlu mengidentifikasi tiap individu dari senyawa.
Metode
identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan kedudukan dari noda relatif
terhadap permukaan relatif , menggunakan harga Rf. Harga Rf merupakan ukuran
kecepatan migrasi suatu senyawa pada kromatogram dan pada kondisi konstan
merupakan besaran karakteristik dan reprodusibel. Harga Rf didefinisikan
sebagai perbandingan antara jarak senyawa dari titik awal dan jarak pelarut
dari titik awal.
A.
Kromatografi Kertas I
Pada
percobaan kromatografi kertas 1 ini, langkah percobaan awalnya membuat ekstrak
daun pepaya dengan cara menggerus daun pepaya hingga lumat. Setelah itu
ditambahkan campuran proteleum eter dengan etanol (2:1) sebanyak 10 ml
dan 5 ml.
Kemudian ekstrak yang diperoleh dipindahkan ke dalam corong pemisah dan
masukkan 10 ml air lalu digoyang-goyangkan beberapa menit. Setelah itu, diamkan
sebentar dan buang lapisan bawah dari ekstrak. Lalu tambahkan 10 ml
air lagi dan digoyang-goyang lagi kemudian buang lapisan bawah ekstrak. Lapisan
atas yang masih tertinggal dalam corong pemisah dipindahkan ke dalam cawan dan
dikeringkan dengan cara menambah Na2SO4 anhidrid. Jika
belum begitu kering saring dan pekatkan larutan. Kemudian teteskan larutan yang
diperoleh pada kertas saring yang sebelumnya telah dipotong panjang dan diukur
2cm x 2cm sebagai garis penanda (titik awal untuk noda). Cobloskan pada lidi dan
gantungkan hingga ujung bawah kertas saring menyentuh pelarut yang berisi
campuran benzena aseton (7:3) 35 ml dan 15 ml.
Usahakan tetesan jangan sampai terkena zat pelarut. Biarkan eluen naik sampai hampir ujung kertas saring. Batas eluennya diberi tanda dan
keringkn di udara.
Pada percobaan kromatografi kertas 1,
proteleum eter berfungsi untuk memisahkan ekstrak daun pepaya atau untuk
menguraikan komponen-komponen penyusun pada hijau daun pepaya. Sedangkan benzena aseton berfungsi sebagai pengikat klorofil dan
membawanya naik bersama pelarut. Pelarut yang dimaksud mempunyai sifat sebagai
pelarut organik dan mudah melarutkan organik dan asetat mudah menguap sehingga
kertas saring mudah dikeringkan. Sedangkan untuk fungsi
Na2SO4 untuk menyerap air sehingga membantu
pengeringan zat hijau.
Ekstrak
daun pepaya dalam percobaan ini seharusnya terurai
menjadi warna hijau muda, maka hal itu membuktikn bahwa daun
pepaya mengandung klorofil. Namun, ekstrak itu terurai menjadi dua warna yaitu
hijau muda dan tua. Alasan mengapa tidak terjadi (tidak terurai menjadi warna hijau muda saja) diantaranya karena penggerusan kurang lumat, daun yang dilumatkan
kurang banyak, proses ekstraksi kurang sempurna, ekstrak daun yang dihasilkan
kurang pekat atau proses pengocokan yang kurang tepat. Penguraian warna terjadi
karena adanya pemisahan zat antara pelarut dengan jarak noda. Komponen-komponen
yang berwarna dan terlihat sebagai pita-pita atau noda-noda terpisah.
B.
Kromatografi Kertas II
Pada percobaan kromatografi kertas 2, hal yang pertama kali
dilakukan adalah memotong kertas saring. Kira-kira berbentuk persegi panjang.
Pada tepi ujung buatlah garis dengan pensil berjarak 2cm x 2cm (pxl). Di tengah
garis itu buatlah titik (noda) dengan spidol berwarna merah. Lakukan hal yang
sama untuk kertas saring berikutnya dan untuk spidol berwarna biru dan hijau.
Kemudian cobloskan dan deretkan kertas saring pada lidi dan masukkan ke dalam
chamber yang sebelumnya telah diisi dengan`pelarut akuades dan membiarkan
pelarut naik sampai hampir mencapai tepi atas kertas saring, lalu batas naiknya
pelarut dan senyawa ditandai dan dikeringkan sebentar.
Fungsi penambahan akuades sebagai pelarut adalah untuk mengetahui
komponen penyusun tinta spidol.
Spidol yang
berwarna merah terurai menjadi merah muda, orange, dan kuning. Warna biru
terurai menjadi warna ungu dan biru. Sedangkan spidol warna hijau terurai
menjadi warna hijau dan biru. Noda-noda tersebut dapat terurai karena larutan
beserta komponen-komponen tinta bergerak ke atas pita kertas saring yang
dipengaruhi oleh adanya gaya kapiler melalui pori-pori
kertas saring yang dipengaruhi oleh daya tahan fase tetap sehingga memiliki jarak resapan
yang berbeda-beda. Selain itu, bagian-bagian yang mudah terdistribusi dalam air akan mudah terabsorbsi oleh kertas dan perjalanannya lebih pendek. Sebaliknya, bagian-bagian yang tidak mudah terdistribusi,
perjalanannya lebih panjang atau jauh. Ini yang mengakibatkan harga Rf-nya lebih besar.
Dari
keseluruhan percobaaan di atas (I dan II) didapatkan harga Rf sebesar
0 <Rf ≤ 1. Harga Rf sangat bergantung pada jarak
yang ditempuh senyawa dan pelarut.
Jika jarak senyawa
yang dihasilkan semakin jauh,
maka harga Rf juga akan semakin maksimum.
Ada beberapa faktor yang menentukan harga Rf yaitu pelarut,
suhu, ukuran dari bejana dan kertas.
Perubahan suhu dapat merubah koefisien partisi dan juga kecepatan aliran sedangkan ukuran dan volume
dari bejana sangat mempengaruhi homogenitas dan atmosfer jadi mempengaruhi kecepatan penguapan dari komponen-komponen pelarut dan kertas. Pengaruh utama pada harga Rf timbul dari perubahan
ion dan serapan,
yang berbeda untuk macam-macam kertas.
Kertas mempengaruhi kecepatan aliran juga mempengaruhi kesetimbangan partisi.
3.1 Kesimpulan
1)
Kromatografi adalah suatu cara untuk memisahkan dan mengidentifikasikan campuran.
2)
Metode yang dipakai dalam kromatografi
kertas adalah metode penaikan, yaitu kertas dicelupkan hingga ujung dimana aliran
mulai bergerak terletak sedikit di atas permukaan dari pelarut dan pelarut naik melalui
serat-serat dari kertas oleh gaya kapiler. Kertas sebagai serat-serat selulosa dengan lapisan
yang sangat tipis dari molekul-molekul
air yang berikatan pada permukaan.
3)
Pada kromatografi kertas
I, ekstrak daun papaya terurai menjadi warna hijau yang menunjukkan bahwa daun papaya mengandung klorofil.
4)
Pada kromatografi kertas II, spidol merah terurai menjadi warna merah muda, orange dan kuning. Untuk spidol biru terurai menjadi warna ungu
dan biru. Sedangkan warna hijau terurai menjadi warna hijau
dan biru.
5)
Masing-masing komponen
yang terdapat dalam suatu senyawa dapat diidentifikasikan dengan :
6)
Faktor penentu Rf diantaranya yaitu pelarut, suhu, ukuran dari bejana dan kertas.
7)
Rf 1= 0,95 ; Rf 2= 0,46 ; Rf 3= 0,88 ; Rf 4 = 0,88 ; Rf 5 = 0,86
; Rf 6 = 1 ;
Rf 7 = 0,93 ; Rf 8 =
0,96.
No comments:
Post a Comment