Tuesday 4 March 2014

Laporan Praktikum Aldehid dan keton

Aldehid dan keton


BAB I
PENDAHULUAN
  1. A.   Latar Belakang
Salah satu gugus fungsi yang kita ketahui yaitu aldehid. Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Nama IUPAC dari aldehida diturunkan dari alkana dengan mengganti akhiran “ana“ dengan “al“. Nama umumnya didasarkan nama asam karboksilat ditambahkan dengan akhiran dehida.
Salah satu reaksi untuk pembuatan aldehid adalah oksidasi dari alkohol primer. Kebanyakan oksidator tak dapat dipakai karena akan mengoksidasi aldehidnya menjadi asam karboksilat. Oksidasi khrompiridin komplek seperti piridinium khlor kromat adalah oksidator yang dapat merubah alkohol primer menjadi aldehid tanpa merubahnya menjadi asam karboksilat.
Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil, dua gugus alkil, atau sebuah alkil. Keton juga dapat dikatakan senyawa organik yang karbon karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lainnya. Keton tidak mengandung atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil.
Pembuatan keton yang paling umum adalah oksidasi dari alkohol sekunder. Hampir semua oksidator dapat dipakai. Pereaksi yang khas antara lain khromium oksida (CrO3), phiridinium khlor kromat, natrium bikhromat (Na2Cr2O7) dan kalium permanganat (KMnO4).
  1. B.   Rumusan Masalah
    1. Bagaimanakah kelarutan formaldehid dan aseton dalam air ?
    2. Pereaksi apa yang bisa mengoksidasi formaldehid ?
    3. Pereaksi apa yang bisa mengoksidasi aseton ?
    4. C.   Maksud Praktikum
Adapun maksud dari percobaan yaitu membedakan aldehid dan keton berdasarkan reaksi – reaksi kimia
  1. D.   Tujuan Praktikum
    1. Menentukan perbedaan aldehid dan keton berdasarkan perubahan warna, bau, dan kekarutan.
    2. Menentukan perbedaan aldehid dan keton berdasarkan reaksi dari penambahan dengan air.
    3. Menentukan perbedaan aldehid dan keton berdasarkan reaksi dari penambahan KMnO4
    4. Menentukan perbedaan aldehid dan keton berdasarkan reaksi dengan pereaksi tollens
    5. Menentukan perbedaan aldehid dan keton berdasarkan dengan Fehling A dan fehling B.
    6. E.   Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari percobaan ini yaitu kita dapat membedakan aldehid dan keton berdasarkan reaksi – reaksi kimia.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Umum
            Aldehid dan keton merupakan senyawa-senyawa yang mengandung salah satu dari gugus penting dalam kimia organi, yaitu gugus karbonil C=O, semua senyawa yang mengandung gugus ini disebut senyawa karbonil. (Antoni, 1992)


                     Aldehid                                                       Keton
            Gugus karboni adalah gugus yang paling menentukan sifat kimia aldehid dan keton. Oleh karena itu tidak mengherankan jika sifat kimia keduaya hamper sama.(Antony, 1992)
            Aldehid dan keton merupakan senyawa yang sangat penting. Beberapa dari padanya seperti aseton (CH3COCH3) dan metil etil keton (CH3COCH2CH3) dipakai dalam jumlah besar sebagai pelarut. Larutan pekat foraldehid (CH2O) dalam air dipakai untuk mengawetan jaringan hewan dalam penelitian biologi. Bahan rumit seperti karbohidrat dan hormone steroid megandung struktur karbonil aldehid dan keton bersama-sama gugus fungsi lain. (Fesenden, 1994)
            Karbonil adalah suatu gugus polar, oleh karenanya aldehid dank eon memiliki titik didih yang lebih tinggi dari daripada hidrokarbon yang berat molekulnya setara. Meskipun demikian, oleh karena aldehid dan keton tidak dapat membentuk ikatan hydrogen yang kuat antara molekul-molekulnya sendiri maka mereka mempunyai titik didih yang lebih rendah dari pada alcohol yang berak molekulnya setara. (Respah, 1986)
            Melalui gugus karbonil, aldehid dan keton dapat membentuk ikatan hydrogen dengan molekul air. Oleh karenanya aldehid dan keton berberaat molekul rendah memiliki kelarutan yang tinggi dalam air. Aseton dan asetaldehid larut sempurna dalam air pada semua perbandingan. Sifat-sifat fisik dari beberapa senyawa aldehid dan keton dapat dilihat pada table berikut.
Rumus
Nama
Tb (oC)
Td (oC)
Kelarutan dalam air
CH2O
Formaldehid
-92
-21
Sangat larut
CH3CHO
Asetadehid
-125
21
C6H5CHO
Benzaldehid
-57
178
Sedikit larut
CH3COCH
Aseton
-95
56,1
CH3COCH2CH3
Butanon
-86
79,6
Sangat larut
C6H5COCH3
Asetofenon
21
202
Tidak larut
 (Tim dosen, 2004)
            Aseton adalah keton yang paling penting. Ia merupakan cairan volatile (titik didih 56oC) dan mudah terbkar. Aseton adalah pelarut yang baik untuk macam, macam senyawa organic, banyak digunakan untk vernis, lak dan plastic. Tidak seperti kebanyakan pelarut organic lain, aseton bercampur dengan air dengan segala perbandingan. Sifat ini digabungkan dengan votalitasnya, membuat aseton sering digunakan sebagai pengering alat-alat laboratorium. Alat-alat gelas laboratorium yang masih basah dibilas dengan aseton, dan lapisan aseton yang menempel kemudian menguap dengan mudah. Salah satu metode pembuatan aseton ialah melalui dehidrogenasi isopropyl alkohol dengan bantuan kawat tembaga. (Tim dosen, 2004)
            Nama  IUPAC  aldehida diturunkan dari nama rantai induk alkana dengan  menggntikan akhiran a dengan al.Jika rantai karbon aldehida menigikat substiuen.penomoran rantai utama dimulai dari atom karbon karbonil. (Tim dosen, 2004)
            Sifat-sifat fisik aldehid dan keton, karena aldehid dan keton tidak mengandung hidrogen yang terikat pada oksigen, maka tidak dapat terjadi ikatan hidrogen seperti pada alkohol. Sebaliknya aldehid dan keton adalah polar dan dapat membentuk gaya tarik menarik elektrostatik yang relatif kuat antara molekulnya, bagian positif dari sebuah molekul akan tertarik pada bagian negatif dari yang lain. (Respah, 1986)
            Keton tak mudah dioksidasi, tetapi aldehd sangat mudah teroksidasi menjadi asam karboksilat. Hampir setiap regensia yang mengoksidassi suatu alcohol juga mengoksidasi suatu aldehida. Garam permanganat atau dikromat merupakan zat pengoksidasi yang terpopuler, tetapi bukanlah satu-satu reagensia yang dapat digunakan. (Fessenden, 1994)
            Disamping oksidasi oleh permanganat dan dikromat, aldehida dapat teroksidasi oleh zat pengoksidasi yang sangat lembut seperti : Ag+, atau Cu2+ Reagensia tollens (suatu larutan basa (dari) ion kompleks perak ammonia) digunakan sebagai reagensia uji untuk aldehida. Aldehida itu dioksidasi menjadi anion karboksilat; ion Ag+ dalam reagensia tollens direduksi menjadi logam Ag. Uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan cermin perak pada dinding dalam tabng reaksi. Dengan meluasnya penggunaan spekrtroskopi, uji Tollens tidak lagi digunakan untuk uji aldehida. Namun kadang-kadang cermin masih dibuat dengan cara ini. (Fessenden, 1994)
B.Uraian bahan
  1. Amonia (Dirjen POM.1979)
Nama Resmi : AMMONIA
Nama Lain : Amonia
RM / BM : NH4OH / 35,05
Pemerian : Cairan berbau khas, tidak berwarna  menusuk kuat.
Kelarutan : Mudah larut dalam Air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
  1. Aseton (Dirjen POM.1979)
Nama Resmi : ASETONUM
Nama Lain : Aseton
RM / BM : (CH3)2CO / 58,08
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, mudah        menguap, bau khas, mudah terbakar.
Kelarutan : Larut dalam air, etanol (95 %) eter P dan kloform P, membentuk larutan jernih.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai Sampel
  1. Air suling  (Dirjen POM.1979)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air suling / akuades
RM / BM : H2O / 18,02
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai Sampel
  1. Fehling A (Dirjen POM.1979)
Nama Resmi : FEHLING A
Kandungan : CuSO4.5H2O 34,64 g H2SO4 PEKAT 6,5 ml dan   aquadest 500 ml.
Pemerian : Cairan berwarna biru ,tidak berbau.
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai oksidator
  1. Fehling B (Dirjen POM.1979)
Nama Resmi : FEHLING B
Kandungan : K.Na tertrat 176 g ,NaOH 77 g ,aquadest 500ml.
Pemerian : Cairan tidak berwarna dan tidak berbau
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai oksidator
  1. Formaldehid (Dirjen POM.1979)
Nama Resmi : FORMALDEHID
Nama Lain : Formalin
RM / BM : C2H4O / 30,03
Pemerian : Cairan tidak berwarna, uap dapat  mengeluarkan air mata, baunya sangat merangsang selaput lendir hidung dan tenggorokan.
Kelarutan : dapat dicampur dengan air dan dengan etanol (95 %).
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya sebaiknya pada suhu diatas 20oC.
Kegunaan
:
Sebagai sampel
  1. Kalium permanganat (Dirjen POM.1995)
Nama Resmi : KALII PERMANGANAT
Nama Lain : Kalium Permanganat
RM / BM : KMnO4 / 158,03
Pemerian : Hablur mengkilat ungu tua atau hampir hitam, tidak berbau, rasa manis atau sepat.
Kelarutan : Larut dalam 16 bagian air, mudah larut     dalam air mendidih.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan
:
Sebagai Pereaksi
  1. Perak nitrat (Dirjen POM.1979)
Nama Resmi : ARGENTI NITRAS
Nama Lain : Perak nitrat
RM / BM : AgNO3 / 169,87
Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur berwarna putih, tidak gelap kena cahaya.
Kelarutan : sangat midah larut dalam air, larut dalam  etanol (95%).
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
Kegunaan
:
Sebagai zat pengoksidasi (pereaksi tollens)

  1. Prosedur Kerja (Anonim,2012)
  2.  1.  Siapkan 2 buah tabung reaksi
    1. Tabung (1) diisi dengan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 ml aseton.
    2. Perhatikan warna dan baunya
    3. Selanjutnya tambahkan setetes demi setetes air dan kocok (+10 tetes)
    4. Catat pengamatan anda (larutan jangan dibuang)
    5.  1.  Ambil larutan A
      1. Tiap tabung ditambah 1-2 tetes  KmNO4 0,1 N
      2. Perhatikan warna KmNO4 tersebut
      3. Catat pengamatan anda
    6.  1.   Siapkan dua buah tabung reaksi
      1. Masing – masing diisi dengan tabung tabung reaksi 1 ml AgNO3 0,1 N
      2. Tambahkan setetes demi setets NH4OH 0,5 N sampai endapan yang terbentuk larut kembali (NH4OH berlebih = pereaksi Tollens)
      3. Kedalam tabung (1) tambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 ml aseton
      4. Panaskan beberapa menit diatas penangas air
      5. Perhatikan dan catat pengamatan anda


  1.  1.  Siapkan 2 buah tabung reaksi
    1. Masing – masing diisi dengan 1 ml larutan Fehling A dan 1 ml larutan Fehing B
    2. Kedalam tabung (1) tambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 ml asetil kocok.
    3. Panaskan beberapa menit diatas penangas air
    4. Perhatikan perubahan yang terjadi dan catat pengamatan anda


BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
  1. Alat Yang Dipakai
              Alat yang dipakai dalam percobaan ini yaitu botol somprot, pipet tetes, pipet skala, rak tabung, sikat tabung dan tabung reaksi, gegep kayu, dan lampu spirtus.
  1. Bahan Yang Digunakan
              Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu Aldehid (formaldehid), keton (aseton), KmnO4, AgNO3 0,2N, NH4OH 0,5N, pereaksi fehling (A dan B), dan tissue.
  1. Cara Kerja
              Disiapkan 2 buah tabung reaksi, pada tabung pertama diisi dengan 0,5 ml formaldehid dan tabung kedua diisi dengan 0,5 ml, perhatikan warna dan bau, kemudian ditambahkan setetes demi setetes air dan kemudian kocok. Catat hasil pengamatan
              Diambil larutan A diatas, disetiap tabung ditambahkan 1 – 2 tetes KMnO4 0,1 N, kemudian diperhatikan  warna KMnO4. Catat perubahan warna yang terjadi setelah ditambahkan KMnO4,
              Disiapkan 2 buah tabung reaksi, disetiap tabung diisi dengan masing–masing 1 ml AgNO0,1 N, ditambahkan setetes demi setetes NH4OH 0,5 N sampai endapan yang berbentuk larut kembali (NH4OH berlebih = pereaksi Tollens). Pada tabung pertama tambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung kedua ditambahkan dengan 0,5 ml aseton, dipanaskan beberapa menit diatas penangas air. Catat perubahan yang terjadi dan catat hasil pengamatan.
              Disiapkan 2 buah tabung reaksi, disetiap tabung diisi dengan 1 ml larutan fehling A dan 1 ml larutan fehling B. Pada tabung pertama ditambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung kedua Ditambahkan dengan 0,5 ml aseton, kemudian dikocok dan dipanaskan beberapa menit diatas penangas air. Catat perubahan yang terjadi dan catat hasil pengamatan


BAB IV
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
  1. Hasil Praktikum
    1. Tabel Pengamatan
    2. Kelarutan dalam air
Zat Warna Bau Kelarutan dalam air
Formaldehid
Aseton
Bening
Bening
Bau Tajam
Bau Tajam
Larut dalam air
Larut dalam air

  1. Perubahan warna KMnO4
Zat
Perubahan warna KMnO4
Formaldehid
Aseton
Coklat muda
Ungu

C. Pereaksi Tollens

Zat
Pereaksi Tollens
Formaldehid

Aseton
Terbentuk endapan cermin perak

Tidak bereaksi

D. Pereaksi Fehling
Zat
Pereaksi Fehling

Formaldehid

Aseton

Tebentuk endapan merah bata

Tidak bereaksi

  1. Reaksi
a. Reaksi formaldehid dengan KMnO4
       O                                                 O
          çç                                               ç
   H-C-H  +   KMnO4- + 2H+  ®  H-C-OH  +  2KMnO2  +  H2O
   Formaldehida                         Asam Metanoat         
                O
                      çç
   CH3-C-CH+  MnO4  ®
            Aseton

b. Dengan Tollens
     H-C-H  +   2[Ag(NH3)2]+  2OH  ®  H-C-OH  +  2Ag¯NH3 +  H2O
            çç                                                       çç    (Cermin perak)
         O                                                            O

       CH3-C-CH+  [Ag(NH3)2]  ®
                     çç 
               O                                      
c. Formaldehida dengan Cu2+
    H-C-H  +  2Cu2+  +  5OH-  ® H-C-OH  +  Cu2O  +  3H2O
           çç                                           çç                (Merah bata)
        O                                                O
   Aseton  dengan Cu2+
    CH3-C-CH+ 2Cu2+  5OH-    ®

               çç 
           O
       Aseton
  1. Pembahasan
Aldehin dan keton mengandung gugus karbonil dengan atom oksigen berikatan rangkap dengan karbon. Aldehid dan keton adalah senyawa yang penting. Beberapa daripadanya seperti atom aseton (CH3COCH3) dan metaletil keton (CH3COCH2CH3) dipakai dalam jumlah besar sebagai pelarut. Larutan formaldehid dipakai untuk mengawetkan jaringan hewan dalam penelitian biologi. Salah satu reaksi penting yang terjadi pada gugus karbonil aldehid dan keton adalah adisi ikatan rangkap karbon-oksigen.
Hasil – hasil dari praktikum yang telah dilakukan secara khusus. Aldehid dan keton memiliki sifat – sifat yang nyaris mirip satu sama lain. Namun demikian, oleh karena perbedaan gugus yang terikat pada gugus karbonil antara aldehid dan keton maka menimbulkan adanya perbedaan sifat kimia yang paling menonjol antara keduanya, yaitu Aldehid cukup mudah teroksidasi sedangkan keton sulit dan Aldehid lebih reaktif dari pada keton terhadap adisi nukleofilik, yang mana reaksi ini merupakan karakteristik terhadap gugu karbonil.
Pada uji pengamatan langsung, diamati bahwa baik senyawa aldehid (formaldehid) maupun keton (aseton) memiliki bau yang tajam dan keduanya memperlihatkan kelarutan yang baik dalam pelarut air. Hal ini sesuai teori bahwa aldehid dan keton larut dalam air.
Pada percobaan reaksi dengan KMnO4. Diperoleh hasil bahwa formaldehid jika dicampurkan dengan KMnO4 terbentuk endapan coklat muda. Berikutnya aseton jika dicampurkan dengan KMnO4 warnanya ungu. Hal ini sesuai dengan teori, bahwa aldehid akan terksidasi dengan peambahan KMnO4 Dan menghasilkan warna coklat muda.
Pada percobaan reaksi dengan pereaksi tollens. Diperoleh hasil bahwa formldehid jika dicampurkan dengan pereaksi Tollens dan dipanaskan akan terbentuk endapan cermin perak. Tetapi pada Aseton jika dicampurkan dengan pereaksi Tollens dan dipanaskan tidak akan terbentuk endapan. Hal ini sesuai dengan teori, bahwa aldehid akan teroksidasi dengan penambahan reagensia tollens dan menghasilkan endapan cermin perak.
Pada reaksi dengan fehling, Diperoleh hasil bahwa formaldehid jika dicampurkan dengan fehling dan dipanaskan akan terbentuk endapan merah bata, tetapi pada aseton jika dicampurkan dengan fehling dan dipanaskan tidak akan terbentuk endapan. Hal ini sesuai teori bahwa aldehid mudah teroksidasi.


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
     Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
  1. Formaldehid dan aseton memiliki warna bening dan bau tajam.
  2. Kelarutan formaldehid dan kelarutan aseton dalam air , mengalami kelarutan larut sempurna.
  3. Setelah formaldehid di tambahkan dengan KMnO4  warnanya menjadi coklat muda. Sedangkan aseton setelah ditambahkan dengan KMnO4 warnanya menjadi ungu.
  4. Formaldehid jika direaksikan dengan pereaksi tolens dan dipanaskan akan terbentuk endapan cermin perak. Sedangkan aseton jika direaksikan dengan pereaksi tolens dan dipanaskan tidak terbentuk endapan.
  5. Formaldehid jika direaksikan dengan fehling dan dipanaskan akan terbentuk endapan merah bata. Sedangkan aseton jika direaksikan dengan fehling dan dipanaskan tidak terbentuk endapan.

  1. Saran
Sebaiknya praktikan lebih berhati-hati dalam menggunakan alat laboratorium demi kepentingan bersama, dan lebih serius dalam melaksanakan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Penuntun Praktikum Kimia Organik, Universitas Muslim Indonesia ; Makassar.

Antony. C. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. ITB ; Bandung.

Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI ; Jakarta
.
Ditjen POM, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI ; Jakarta

Fessenden, J, S & Fessenden, R, J. 1994. Kimia Organik Edisi III jilid 2. Erlangga  ; Jakarta.

Respah. Ir, 1986. Pengantar Kimia Organik. Aksara Baru ; Jakarta.

Tim Dosen Kimia, 2004. Kimia Dasar II. UNHAS Makassar.

No comments:

Post a Comment