Limbah padat atau sampah, istilah ini 
diberikan kepada barang-barang  atau bahan-bahan buangan rumah tangga 
atau pabrik yang tidak digunakan lagi atau tidak terpakai dalam bentuk 
padat. Sampah merupakan campuran dari berbagai bahan baik yang tidak 
berbahaya seperti sampah dapur (organik) maupun bahan-bahan berbahaya 
yang banyak dibuang oleh pabrik dan rumah tangga yang dapat digunakan 
kembali atau didaur ulang maupun yang tidak dapat didaur ulang.
Dengan
 meningkatnya populasi penduduk di setiap daerah/kota maka jumlah sampah
 yang dihasilkan setiap rumah tangga makin meningkat. Hal ini menjadi 
masalah besar bagi kota-kota besar yang padat penduduknya seperti 
Jakarta, Surabaya dan lain-lainnya untuk menangani masalah yang 
dihasilkan setiap hari.
Secara umum komposisi dari sampah di setiap kota bahkan negara hampir sama yaitu:
| Kertas dan katun | 
± | 35 % | 
| Logam | 
± | 7 % | 
| Gelas | 
± | 5 % | 
| Sampah halaman dan dapur | 
± | 37 % | 
| Kayu | 
± | 3 % | 
| Plastik, karet, dan kulit | 
± | 7 % | 
| Lain-lain | 
± | 6 % | 
Dampak
 negatif dari sampah tersebut dapat terjadi di tempat penampungan 
sementara (TPS) yang terdapat di setiap wilayah seperti di setiap RW 
atau Kelurahan, pasar dan sebagainya maupun di tempat penampungan akhir 
(TPA). Dampak negatif di TPS biasanya dalam bentuk bau yang kurang sedap
 karena terjadi penguraian secara anaerob, kumpulan lalat di atas sampah
 yang dapat menimbulkan berjangkitnya penyakit dan estetika. Tempat 
penampungan sampah akhir (TPA) dalam bentuk penimbunan sampah terbuka 
akan menimbulkan dampak negatif yang lebih besar karena selain bau yang 
tidak sedap yang berasal dari penguraian secara anaerob dari 
komponen-komponen sampah, seperti gas H2S, NH3, CH4 juga dapat terjadi 
rembesan dari proses “leaching” logam-logam berbahaya ke dalam air tanah atau sumber air.
Untuk
 menanggulangi pencemaran tanah akibat penumpukan sampah itu dapat 
dilakukan melalui berbagai cara seperti melalui program 3 R yaitu 
Reduce, Reuse, Recycle. Reduce artinya mengurangi atau mereduksi sampah 
yang akan terbentuk. Hal ini dapat dilakukan bila ibu-ibu rumah tangga 
kembali ke pola lama yaitu membawa keranjang belanja ke pasar. Dengan 
demikian jumlah kantong plastik yang dibawa ke rumah akan berkurang 
(terreduksi). Selain itu bila setiap orang menggunakan kembali 
saputangan daripada tissue, di samping akan mengurangi sampahnya, dengan
 tidak menggunakan tissue dapat terjadi penghematan terhadap bahan baku 
untuk tissue, yang tidak lain adalah kayu dari hutan. Kalau setiap orang
 melakukan hal tersebut beberapa ton sampah yang akan tereduksi per 
bulan dan beberapa hasil hutan yang dapat diselamatkan.
Reuse,
 adalah program pemakaian kembali sampah yang sudah terbentuk seperti 
penggunaan bahan-bahan plastik/kertas bekas untuk benda-benda souvenir, 
bekas ban untuk tempat pot atau kursi taman, botolbotol minuman yang 
telah kosong diisi kembali dan sebagainya.
Proses
 Recycle agak berbeda dengan kedua program sebelumnya. Dalam hal ini 
sampah sebelum digunakan perlu diolah ulang terlebih dahulu. Bahan-bahan
 yang dapat direcycle atau didaur-ulang seperti kertas atau sampah 
bekas, pecahan-pecahan gelas atau kaca, besi atau logam bekas dan sampah
 organik yang berasal dari dapur atau pasar dapat didaur-ulang menjadi 
kompos (pupuk). Proses daur-ulang ini juga dapat mengubah sampah menjadi
 energi panas yang dikenal dengan proses insenerasi. Insenerasi 
sederhana sudah ada yang melakukan oleh beberapa industri misal di 
Jakarta, yaitu menggunakan limbah padat dalam bentuk lumpur hasil akhir 
pengolahan air limbahnya tidak dibuang ke tanah tetapi digunakan sebagai
 bahan bakar setelah mengalami pengeringan.
- Senyawa organik yang dapat membusuk karena diuraikan oleh mikroorganisme, seperti sisa-sisa makanan, daun, tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati.
- Senyawa organik dan senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur.
- Pencemar Udara berupa gas yang larut dalam air hujan seperti oksida nitrogen (NO dan NO2), oksida belerang (SO2 dan SO3), oksida karbon (CO dan CO2), menghasilan hujan asam yang akan menyebabkan tanah bersifat asam dan merusak kesuburan tanah/tanaman.
- Pencemar berupa logam-logam berat yang dihasilkan dari limbah industri seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.
- Zat radioaktif yang dihasilkan dari PLTN, reaktor atom atau dari percobaan lain?yang menggunakan atau menghasikan zat radioaktif. Misalnya unsur Sr-90 sebagai hasil fisi nuklir dapat mempengaruhi perkembangan xilem pada?tumbuh-tumbuhandan tulang hewan, akan menyebabkan jaringan tubuh menjadi lemah, adalah bahan radioaktif, masuk ke dalam rantai makanan dan akhirnya dapat menyebabkan kematian pada makhluk yang memakannya.
Gambar 4 Plastik dan sejenisnya yang sulit diuraikan oleh mikroorganisme
 
 
No comments:
Post a Comment