ISOLASI ASAM MIRISTAT DARI BIJI PALA
A. Tujuan Percobaan
Mengisolasi trimiristin dari biji pala dengan ekstraktor soxhlet dan hicrolisinya menjadi asam miristat
B. Dasar Teori
Biji pala mengandung 73 % gliserida jenuh yang terdiri atas komponen-komponen
asam lemak : asam laurat 1,5 %, asam miristat 76,6 %, asam palmitat
10,5 %, asam oleat 10,5 % dan asam linoleat 1,3 %. Proporsi asam
miristat yang begitu besar terikat dalam trigliserida menunjukan bahwa
senyawa trigliserida, dalam hal ini trimiristin terdapat dalam jumlah
atau proporsi yang sama dengan asam mirista. Jika asam palmitat dan asam
laurat dibandingkan relatif terhadap asam miristat, maka proporsi
trimiristin didalam gliserida adalah kira-kira 77 % atau 55 % dari lemak
total. Bomer dan Ebark berhasil mengisolasi 40 % trimiristin dengan
cara mentransasi biji pala.
Trimiristin
adalah suatu gliserida atau lebih tepat trigliserida yang terbentuk
dari gliserol dan asam miristat. Rumus molekulnya adalah :
O
CH2-O- C-(CH2)12CH3
O
CH-O- C-(CH2)12CH3
O
CH2-O-C-(CH2)12CH3
Nama
lain dari asam miristat adalah asam tetra tetradekanoar wujudnya berupa
kristaL berwarna putih agak berminyak. Rumus molekulnya adalah CH3(CH2)12COOH. Titik leleh 54,4 oC dan titik didih 326,2 oC. Sangat larut dalam alkohol dan eter.
Asam
miristat pertama kali di isolasi oleh Playfair pada tahun 1841 dan
sekaligus menemukan bahwa asam miristat merupakan komponen utama biji
pala ditemukan pula bahwa asam miristat terdapat dalam semua spesies
myritica tetapi dalam jumlah yang tidak begitu besar dibandingkan dengan
pala.
Meskipun
asam miristat larut dalam alkohol dan eter, ia tidak larut dalam air.
Sifat ini digunakan untuk mengkristalkan asam miristat dari hasil
hidrolisa trimiristin. Kegunaan asam miristat adalah untuk sabun,
kosmetik, farfum, dan ester sintesis untuk flafor dan aditif pada
makanan.
Prosedur
dan tehnik pemisahan asam miristat dari biji pala pada dasarnya adalah
ekstraksi trimiristin dari biji pala menggunakan pelarut yang sesuai
untuk mendapatkan trimiristin sebanyak-banyaknya. Karena trimiristin ini
terdapat dalam biji pala dengan kadar tinggi, maka hasil ekstraksi yang
murni dapat dicapai dengan cara ekstrasi sederhana dan kristalisasi.
Setelah didapatkan kristal trimiristin yang murni tahap
selanjutnya adalah menghidrolisa trimiristin dalam suasana basa
sehingga dihasilkan asam miristat dan gliserol. Asam miristat kemudian
dipisahkan dengan cara kristalisasi. Reaksi hidrolisa yang terjadi
adalah sebagai berikut :
O
CH2-O-C-(CH2)12CH3 CH2-OH
O O
CH-O- C-(CH2)12CH3 + H2O CH-OH + CH3(CH2)12C-OH
O
CH2-O-C-(CH2)12CH3 CH2-OH
A. Pembahasan
Tumbuhan
berbatang sedang ini memiliki tinggi sekitar 18 m. Daunnya berbentuk
bulat-telur atau lonjong-panjang dimana kaki dan ujungnya tajam. Bagian
belakang daun berwarna biru-hijau, sedang bagian atas daun berwarna
hijau-tua, berukuran 15 x 7 cm dan berbau wangi aromatis. Bunganya
berwarna kuning; sebagian besar adalah bunga jantan dan sebagian lagi
bunga betina. Bunga tersebut berkumpul sebagai malai yang bercagak kecil
dan tidak berbulu.
Bunga
jantan berbentuk buyung, besarnya antara 7-9 mm, dengan tiang
benang-sari sedangkan bunga betina agak lebih besar dan tidak mempunyai
tiang benang sari. Tanaman pala berbuah bundar, dengan kerut menurut
panjangnya buah dan terbagi dalam dua belah. Biji paIa yang
diperdagangkan berwarna merah, tertutup oleh mantel berdaging berupa
daun (fuli atau arillus, dengan corak merah tua halus); daging buah
keras, berwarna keputih-putihan, mengandung getah putih, dan rasanya
kelat, enak dimakan dengan gula atau sirop.
Pala, dalam bahasa latin Myristica fragrans (MaIuku) / M. argantea (Pala Irian) / M. Fatua (Pala Ielaki) / M. Moschata. Dalam bahasa Indonesia : PahaIo / Paala / PaIa bibinek. Sedangkan dalam bahasa Inggris adalah Nutmeg / Mace. Kebanyakan berasal dari Maluku (MisaInya Ambon), kini ditanam di negara-negara tropis, dan di kepulauan Antillia.
Dikenal
di India dibawa oleh bangsa Hindu yang teIah menetap di Jawa dan di
kepuIauan bagian timur. Dari India sampai Irian dan Eropa, biji PaIa dan
fulinya digunakan sebagai bumbu dan obat. Tanaman ini biasa ditanamdi
kebun dan tempat lain pada ketinggian sekitar 1000 m dari permukaan
laut.PaIa merupakan tumbuhan obat-obatan yang seringkaIi disebut di
Farmakope, Ramuan obat-obatan Nasional atau ditulis sebagai resep resmi,
serta dipergunakan sekurang-kurangnya di 23 negara.
Kandungan Kimia
Buah
pala mengandung zat-zat : minyak terbang (myristin, pinen, kamfen (zat
membius), dipenten, pinen safrol, eugenol, iso-eugenol, alkohol),
gliseda (asam-miristinat, asam-oleat, borneol, giraniol), protein,
lemak, pati gula, vitamin A, B1 dan C. Minyak tetap mengandung
trimyristin.
Biji
pala dikenal sebagai Myristicae Semen yang mengandung biji Myristica
Fragrans dengan lapisan kapur, setelah fulinya disingkirkan. Bijinya
mengandung minyak terbang, dan memiliki wangi dan rasa aromatis yang
agak pahit. Sebanyak 8 - 17% minyak terbang yang ditawarkan merupakan
bahan yang terpenting pada fuli.
Kegunaan Pala
PaIa
dikenal sebagai obat pelepas kelebihan gas di usus dan sebagai obat
perut. Kulit dan daunnya mengandung minyak terbang dengan wangi pala
yang menyenangkan. Pala Irian dipakai sebagai obat pencahar sedangkan
pala jantan dipakai sebagai obat rnencret dan obat perangsang. Bunga
kering (kembang Pala) dipakai pada pelbagai campuran jamu.
Getah
segar yang berwarna kehijau-hijauan dari buahnya (beserta air) dipakai
sebagai obat kumur untuk mengobati sariawan. Sabun Pala beguna untuk
mengobati encok. Kegunaan khusus dari biji Pala, yarig dikenal sebagai
Nux moschata M.moschata adalah sebagai obat homoeo-pathi. Biji kerasnya
setelah dicuci untuk menghilangkan kapurnya, dibuat menjadi tinktur
(direndam dalam alkohol) atau tepung. Obat homoeopathis berguna untuk
mengobati sakit histeri, sembelit, mencret dan penyakit sulit tidur atau
perut kembung.
Biji
PaIa telah terbukti berhasil mengobati mencret pada manusia maupun pada
hewan. Di India maupun di Indonesia, biji Pala sudah umum dipakai
sebagai obat mencret. Berdasarkan pembuktikan di labolatorium bahwa biji
pala bereaksi dengan prostaglandin-prostaglandin.
Jika
takaran biji pala terlampau tinggi maka akan menimbulkan efek
merangsang (hampir mendekati keracunan), karena biji pala menimbulkan
efek membius dan menimbulkan rangsangan yang kuat pada urat-saraf
disusul oleh depresi dan tanda-tanda keracunan seperti sakit kepala,
kejang, halusinasi, pusing kepala, runtuh, dan sebagainya. Biji pala
menyebabkan rasa ngantuk, kulit dan selaput lindir kering, gemetaran,
hilang ingatan dan rasa berat di kepala
Asam
miristat merupakan komponen utama dalam biji pala. Sekitar 76,6 %
kandungan asam miristat dalam biji pala. Pada percobaan kali ini untuk
mendapatkan asam miristat dilakukan dengan cara ekstraksi soxhlet dari
biji pala.
Mula-mula biji pala dihancurkan sampai benar-benar halus kemudian ditimbang, sekitar 67,3582 gr kemudian dibungkus dengan kertas saring yang di ikat kencang dan
kemudian dimasukan kedalam soxhlet. Dengan menggunakan larutan
kloroform pada rangkaian alat soxhlet tersebut kemudian di panaskan
dengan menggunakan alat penangas yang diletakan dibawahnya, serbuk halus
biji pala tersebut diekstraksi secara sempurna
sampai menghasilkan larutan bening yakni sebanyak 7 kali sirkulasi.
Setelah itu labu di dinginkan, dari hasil ekstrak tersebut kemudian
ditambahkan 50 ml aseton dan dipanaskan lagi pada penangas air sekitar 1
jam. Setelah itu larutan dalam tabung tersebut didinginkan lagi selama ± 1 jam sebab penghablurannya berjalan lambat.
Kemudian campuran tersebut
kembali didinginkan dalam air es selama 1 jam. Selanjutnya disaring
dengan cara Buchner, namun hal ini tidak menghasilkan endapan ( tidak
terbentuk kristal ). Akibatnya untuk memperoleh asam miristat gagal.
Sebab kristal yang diperoleh dari hasil penyaringan tersebut nantinya
setiap 0,5 gr kristal akan ditambahkan NaOH GM dan 20 ml ethanol,
selanjutnya direfluks selama 1 jam kemudian ditambahkan lagi dengan 20
ml asam klorida pekat tetes demi tetes yang akan membentuk endapan putih, kemudian akan disaring dan dicuci dengan 10 ml air. Dari hasil tersebut diuji titik lelehnya untuk mendapatkan asam miristat.
Pada
percobaan telah dilakukan sebanyak 2 kali, namun hasilnya tidak juga
didapatkan yaitu berupa endapan/kristal setelah penyaringan. Hal mungkin
saja adanya kesalahan prosedur kerja yang ada pada penuntun praktikum.\
A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Asam miristat sebenarnya dapat diperoleh dari ekstraksi soxhlet biji pala.
2. Untuk mengekstrak biji pala dapat digunakan pelarut kloroform dan eter.
B. Kemungkinan kealahan
ü Kemungkinan terjadi kesalahan pada prosedur kerja pada penuntun praktikum yang menyebabkan gagalnya memperoleh asam miristat.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.asiamaya.com/jamu/isi/pala_myristicafragrans.htm
Team Teaching 2006. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. UNG.
No comments:
Post a Comment