ISOLASI KAFFEIN DARI TEH
Tujuan
· Isolasi bahan alam, ekstraksi dan sublimasi.
II. Landasan Teori
Teh dan kopi
mengandung kafein. Kafein dapat merangsang kerja pernafasan, hati, dan
system saraf pusat. Kafein juga dikenal sebagai suatu diuretic (pencetus
urinasi), dan dapat menyebabkan insomnia dan kecanduan. Teh merupakan
sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar lemak,
karbohidrat atau protein mendekati nol persen. Teh bila diminum terasa
sedikit pahit yang merupakan kenikmatan tersendiri dari teh.
Teh adalah minuman
yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh
daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman semak
Camellia sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman teh
dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh
putih. Kafein termasuk kelompok senyawa yang dikenal sebagai alkaloid.
Alkaloid adalah salah satu senyawa bahan alam yang mempunyai struktur
dasar bernitrogen, biasanya mempunyai rasa yang pahit, berstruktur
kompleks, dan mempunyai aktifitas fisiologi tertentu. Umumnya mempunyai
nama berakhiran “in”, seperti nikotin, kokain, morfin, dll.
Daun teh juga
mengandung tannin. Tannin merupakan suatu asam dan larut dalam pelarut
organic seperti diklorometana, seperti halnya beberapa senyawa berwarna
yang lain. Untuk meyakinkan bahwa senyawa asam ini terdapat dalam fasa
air, dan kafein berada dalam bentuk basanya, maka natrium karbonat atau
basa lainnya ditambahkan ke dalam medium pengekstrak.
Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat di daun teh
(Camellia sinensis), biji kopi (Coffea arabica), dan biji coklat (Theobroma
cacao). Kafein memiliki efek farmakologis yang bermanfaat secara klinis sebagai
bahan obat untuk gangguan limpa, jantung dan saraf pusat. Kafein juga sering
ditambahkan dalam jumlah tertentu ke dalam minuman suplemen.
Kelarutan kafein
dalam air adalah 2,2 gr/ml pada 25 ⁰C, 180 gr/ml pada 80 ⁰C, dan 670
mg/ml pada 100 ⁰C. Kafein larut dalam diklorometana, klorofom, dan
alkohol. Teh yang biasa kita konsumsi, khususnya teh hijau, banyak
mengandung khasiat. Sebuah riset Erasmus University Medical School,
Rotterdam mengungkapkan pembuluh darah balik besar (aorta) para
responden yang gemar meminum teh hijau, memiliki lapisan yang melindungi
terjadinya penggumpalan darah. Kondisi ini menyebabkan menurunnya
kemungkinan terjadinya serangan jantung koroner. Selain itu, penelitian
The American Journal of Clinical Nutrition belum lama ini menemukan
khasiat teh hijau untuk melangsingkan tubuh. Ternyata, paduan kafein dan
teh hijau yang sesuai takaran mampu membakar 4% kalori lebih banyak
dibandingkan dengan orang yang berdiet dengan menggunakan placebo.
Ekstraksi kafein dari teh ini dapat dilakukan dengan cara ekstraksi padat-cair, yaitu dengan cara :
25 g daun kering
dan 20 g natrium karbonat dimasukkan kedalam labu erlenmeyer 250 ml,
kemudian tambahkan 225 ml air mendidih. Diamkan selama 7 menit, kemudian
didekantasi kedalam labu erlenmeyer lain. Kedalam aun teh ditambahkan
50 ml air mendidih kemudian ekstrak teh segera didekantasi dan
digabungkan dengan ekstrak sebelumnya. Untuk mengekstraksi kafein yang
mungkin ada, air berisi daun teh dididihkan selama 20 menit, kemudian
ekstrak nya didekantasi.
Ekstrak teh
didinginkan hingga suhu kamar, kemudian lakukan ekstraksi didalam corong
pisah dengan menambahkan 30 ml diklorometana. Corong pisah dikocok
secara perlahan selama 5 menit ( supaya tidak terbentuk emulsi ) dan
sesekali keran corong pisah dibuka untuk mengurangi tekanan udara dalam
corong, ekstraksi di ulang dengan penambahan 30 ml diklorometana kedalam
corong pisah, ekstrak diklorometana dan semua fraksi yang berwujud
emulsi digabungkan didalam labu erlenmeyer 125 ml, kemudian tambahkan
kalsium klorida anhidrat kedalam gabungan ekstrak dan emulsi, sambil di
aduk dan digoyang selama 10 menit. Kemudian, ekstrak diklorometana
disaring dengan penyaringan biasa. Erlenmeyer dan kertas saring dibilas
dengan 5 ml dikloro metana. Filtrat digabungkan dan lakukan destilasi
menggunakan penangas air untuk menguapkan diklorometana.
Produk yang
terbentuk ditimbang dan dilakukan rekritalisasi menggunakan 5 ml aseton
panas, lalu larutan ini dipindahkan dengan pipiet kedalam labu
erlenmeyer kecil. Masih dalam keadaan panas, tambahkan n-heksana tetes
demi tetes sampai terbentuk kekeruhan. Dinginkan sampai mencapai suhu
kamar, kemudian kristal yang terbentuk disaring dengan penyaringan isap (
vakum ). Kristal dicuci dengan beberapa tetes n-heksana. Kemudian
dilakukan pengujian titik leleh.
Kemudian dilakukan
uji alkaloid. Kristal kafein dilarutkan dalam air dan ditetesi dengan
1-2 tetes pereaksi mayer. Apabila kristal tersebut mengandung alkaloid,
maka akan terbentuk endapan kuning muda. Kristal kafein dilarutkan dalam
air. Kemudian ditetesi dengan 1-2 tetes pereaksi Dragendorff. Apabila
kristal tersebut mengandung alkaloid, maka akan terbentuk endapan
jingga.
Di samping itu,
ternyata teh hijau pun diakui ampuh mencegah gigi berlubang, lantaran
mengandung fluoride alami. Teh jelas memiliki berbagai manfaat positif
terhadap kesehatan, terutama pembuluh darah. Sekalipun demikian perlu
diingat juga bahwa teh mnegandung kafein. Jika dikonsumsi secara
berlebihan dapat menyebabkan gangguan, seperti insomnia, kecemasan, dan
ketidakteraturan detak jantung. Oleh karena itu, 2 cangkir teh yang
diminum secara teratur sudah bisa memberikan dampak baik bagi kesehatan
tubuh.
III. Alat dan Bahan
Alat:
- Erlenmeyer
- Cold Finger Aparatus
- Hotplate dan Magnetic Stirer
- Sentrifuge
- Daun Teh
- Metilen Klorida
- Aquadest
- Natrium Sulfat
V. Hasil Pengamatan
|
VI. Pembahasan
Isolasi kafein dari
teh dilakukan pertama-tama dengan memanaskan campuran air 20 ml dan teh
sebanyak 3-5 gram sampai mendidih. Hal ini didasarkan pada kelarutan
kafein yang semakin meningkat seiring dengan bertambahnya suhu yaitu
sebesar 22 mg/mL pada 250C 180 mg/mL pada suhu 800C,dan 670 mg/mL pada 1000C.
Berdasarkan kelarutannya tersebut pendidihan campuran ini bertujuan
untuk mendapatkan kafein dengan jumlah lebih banyak lagi dari teh yang
diisolasi yaitu dengan membuka pori-pori dari daun teh agar ekstrak daun
teh dapat keluar dengan sempurna.
Mengingat kafein
adalah senyawa organik, maka pada ekstraksi kafein dari teh dan air
dilakukan langkah kerja dengan cara menambahkan metilen klorida pada
campuran diatas. Namun tanin yang juga terdapat dalam teh juga larut
dalam metilen klorida ini. Padahal kafein yang diekstraksi harus dapat
dipisahkan dari tanin. Sehingga dilakukan pengguncangan pada sentrifuge
selama beberapa menit. Agar kafein dapat dipisahkan dengan lebih mudah
lagi.
Setelah pengocokan,
akan terbentuk 2 lapisan pada tabung sentrifuge, dengan lapisan atasnya
adalah air dan lapisan bawahnya adalah fasa organik. Selajutnya fase
atas dipisahkan dari fase bawahnya dengan hati-hati. Untuk mempercepat
proses pengeringannya (penyerapan air) ditambahkan natrium sulfat pada
tabung reaksi yang berisi lapisan bawah fasa organik ( di duga kafein )
yang bertujuan untuk melihat apakah masih terdapat air atau zat lain
pada larutan kafein, jika ditambahkan natrium sulfat kemudian Na2SO4 nya melarut berarti masih terdapat air didalamnya namun dalam percobaan yang telah dilakukan Na2SO4 yang
ditambahkan tidak melarut sehingga dapat dikatakan larutan kafein sudah
tidak mengandung air lagi. Selanjutnya diteruskan dengan penguapan pada
lemari asam.
Sehari setelah
proses penguapan dalam lemari asam, hasilnya terlihat seperti kerak yang
berwarna hijau. Kerak ini kemudian di timbang pada timbangan analitik.
Namun pada penimbangan satuan gram maupun mg hasil tersebut tidak dapat
ditimbang dikarenakan oleh sedikitnya hasil pada isoloasi ini. Sampai
pada proses penguapan ini, hal yang seharusnya dilakukan adalah
pengujian TLC (Thin Layer Kromatoghrafi). Pengujian ini berfungsi untuk
mengetahui adanya kafein pada hasil isolasi dengan terlihatnya spot pada
uji tersebut. Apabila spot yang dihasilkan lebih dari satu maka diduga
hasil tersebut tidak murni. Namun pada kelompok kami, uji tersebut tidak
dilakukan. Hal ini dikarenakan tidak adanya pembimbing pada saat
penimbangan sehingga kami tidak mengetahui pengujian tersebut.
VII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
- Hasil kafein yang didapatkan dari 5 gram teh sangatlah sedikit sehingga tidak diketahui bobot nya, mengingat alat yang digunakan tidak memadai ( neraca analiktik dalam skala kecil ).
- Uji kemurnian dari kafein yaitu dengan melakukan uji TLC ( thin layer kromatografi ).
VIII. Daftar Pustaka
Baysinger,Grace.Et all.2004.CRC Handbook of Chemistry and Physics.85th ed
Carey, Francis A. 2006. Organic Chemistry Sixth Edition. New York: Mcgraw-hill.
Fessenden, Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Lehman, J. W. 1999. Form Operational Organic Chemistry: A Problem-Solving Approach to the Laboratory Course 3rd ED; Prentice Hall: Boston
Riawan, S. 2009. Kimia Organik. Tangerang : Bina Rupa Aksara.
No comments:
Post a Comment