3.2.1. Fotosintesis
Lingkungan fisik menyediakan nutrien-nutrien anorganik. Semua zat
anorganik yang diambil makhluk hidup akan dikembalikan lagi pada
lingkungannya. Ada yang dikembalikan dalam bentuk ekskret yang
dihasilkan oleh makhluk hidup waktu bereksresi, dan sisa-sisa makhluk
hidup akan diuraikan (dekomposisi = demineralisasi) oleh makhluk
pengurai (dekomposer) seperti cendawan dan bakteri kembali menjadi
zat-zat anorganik.Fotosintesis adalah peristiwa penyusunan zat organik (gula) dari zat anorganik (air, karbon dioksida) dengan pertolongan energi cahaya. Fotosintesis dilakukan oleh tumbuhan dan makhluk hidup yang mempunyai klorofil. Komponen-komponen yang diperlukan dalam fotosintesis adalah: CO2, H2O, cahaya dan klorofil. Karbon dioksida diambil dari udara, H2O diambil dari tanah. Peranan klorofil dalam fotosintesis adalah untuk menyerap cahaya dan sumber elektron. Cahaya yang paling efektif digunakan untuk mendapatkan hasil fotosintesis yang maksimum adalah cahaya merah dan biru. Proses pembentukan karbohidrat ini berlangsung secara bertingkat. Zat yang stabil yang mula-mula terbentuk adalah gula sederhana. Kelebihan molekul-molekul gula sederhana akan disimpan dalam bentuk zat tepung (pati). melalui proses biosintesis dengan melepaskan nH2O. Untuk pembentukan 1 gram gula ternyata sama dengan jumlah energi yang diperlukan dalam pembakaran 1 gram gula yaitu 675 kilo kalori. Inilah jumlah energi yang diperlukan dalam fotosintesis.
Menurut percobaan setiap 1 m2 luas daun/jam dapat menyerap ± 200 kilo kalori, sementara di dalam daun dapat terbentuk 1-2 gram gula. Jadi dapat dihitung bahwa energi yang jatuh pada daun hanya 2% yang digunakan untuk fotosintesis. Hasil lain fotosintesis, O2 dibebaskan ke udara dan ini berasal dari H2O. Ini dapat diketahui berdasarkan uji menggunakan isotop oksigen yang dilakukan oleh Ruben dan Van Niel. Bagian tubuh tumbuhan yang melakukan asimilasi C (karbon) adalah bagian yang mengandung zat hijau daun.
Secara singkat, persamaan reaksi fotosintesis yang terjadi di alam dituliskan sebagai berikut:
cahaya matahari
6CO2+12H2O ———> C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
klorofil
6CO2+12H2O ———> C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
klorofil
Percobaan tentang Fotosintesis
Fotosintesis
merupakan suatu proses yang penting bagi kehidupan makhluk hidup di
bumi. Dengan fotosintesis, tumbuhan menyediakan makanan bagi makhluk
hidup lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyak ilmuwan
yang melakukan penelitian tetang fotosintesis, diantaranya adalah:
3.2.1.1 Ingenhousz
Orang yang peatama sekali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz (1730-1799). Beliau memasukkan tumbuhan air Hydrila verticilata ke dalam bejana yang diisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang berisi air hingga penuh. Bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air. Setelah diuji, ternyata gelembung tersebut adalah oksigen. Ingenhousz menyimpulkan fotosintesisis menghasilkan oksigen.
Orang yang peatama sekali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz (1730-1799). Beliau memasukkan tumbuhan air Hydrila verticilata ke dalam bejana yang diisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang berisi air hingga penuh. Bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air. Setelah diuji, ternyata gelembung tersebut adalah oksigen. Ingenhousz menyimpulkan fotosintesisis menghasilkan oksigen.
3.2.1.2. T W Engelman
Pada tahun 1822, T W Engelmann melakuakn percobaan menggunakan gangang Spyrogyra. Ganggang ini mempunyai kloroplas seperti spiral. Hanya kloroplas yang terkena cahaya yang mengeluarkan oksigen. Kloroplas yang tidak kena cahaya tidak mengeluarkan oksigen. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya bakteri
suka oksigen yang berkerumun di bagian kloroplas yang terkena cahaya. Kesimpulan akhirnya adalah:
a. Fotosintesis dilakukan oleh kloroplas
b. kloroplas hanya berfotosintesis jika terkena cahaya
Pada tahun 1822, T W Engelmann melakuakn percobaan menggunakan gangang Spyrogyra. Ganggang ini mempunyai kloroplas seperti spiral. Hanya kloroplas yang terkena cahaya yang mengeluarkan oksigen. Kloroplas yang tidak kena cahaya tidak mengeluarkan oksigen. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya bakteri
suka oksigen yang berkerumun di bagian kloroplas yang terkena cahaya. Kesimpulan akhirnya adalah:
a. Fotosintesis dilakukan oleh kloroplas
b. kloroplas hanya berfotosintesis jika terkena cahaya
3.2.1.3. Sachs
Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan amilum. Daun yang sebagian dibungkus kertas timah (kertas bungkus rokok) dipetik di sore hari, setelah terkena matahari sejak pagi hari, daun tersebut direbus untuk dimatikan sel-selnya. Selanjutnya daun tersebut dimasukkan ke dalam alkohol, agar klorofilnya larut sehingga daun tersebut menjadi pucat. Saat daun itu ditetesi dengan iodium, bagian yang tertutup oleh ketas timah tetap pucat, sedangkan bagian daun yang tidak tertutup warnanya menjadi biru kehitaman. Warna biru kehitaman menandakan bahwa di bagian daun tersebut terdapat amilum.
Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan amilum. Daun yang sebagian dibungkus kertas timah (kertas bungkus rokok) dipetik di sore hari, setelah terkena matahari sejak pagi hari, daun tersebut direbus untuk dimatikan sel-selnya. Selanjutnya daun tersebut dimasukkan ke dalam alkohol, agar klorofilnya larut sehingga daun tersebut menjadi pucat. Saat daun itu ditetesi dengan iodium, bagian yang tertutup oleh ketas timah tetap pucat, sedangkan bagian daun yang tidak tertutup warnanya menjadi biru kehitaman. Warna biru kehitaman menandakan bahwa di bagian daun tersebut terdapat amilum.
3.2.1.4 Hill dan FF Blackman
Hill pada tahun 1937 berhasil membuktikan bahwa energi sinar yang diterima digunakan untuk memecah molekul air menjadi H+ dan O2. Peristiwa ini dikenal sebagai fotolisis yang merupakan tahap awal dari fotosintesis. Fotolisis berlangsung dengan bantuan cahaya matahari sehingga disebut reaksi terang (lihat Gambar 3.3) Pada reaksi terang, molekul air (H2O) terurai menjadi molekul oksigen (O2), proton (H+) dan elektron. Elektron tersebut akan mengalami transport elektron melalui reaksi redoks. Pada akhir transport elektron elektron tersebut bersama dengan H+ akan ditangkap oleh NADP+ sehingga terbentuk NADPH. Selain NADPH, reaksi terang juga menghasilkan ATP.
Hill pada tahun 1937 berhasil membuktikan bahwa energi sinar yang diterima digunakan untuk memecah molekul air menjadi H+ dan O2. Peristiwa ini dikenal sebagai fotolisis yang merupakan tahap awal dari fotosintesis. Fotolisis berlangsung dengan bantuan cahaya matahari sehingga disebut reaksi terang (lihat Gambar 3.3) Pada reaksi terang, molekul air (H2O) terurai menjadi molekul oksigen (O2), proton (H+) dan elektron. Elektron tersebut akan mengalami transport elektron melalui reaksi redoks. Pada akhir transport elektron elektron tersebut bersama dengan H+ akan ditangkap oleh NADP+ sehingga terbentuk NADPH. Selain NADPH, reaksi terang juga menghasilkan ATP.
Persamaan reaksi terang adalah sebagai berikut:
12 H2O + ATP + 24 NADP+ —–> 6 O2 + ATP + 24 NADPH
12 H2O + ATP + 24 NADP+ —–> 6 O2 + ATP + 24 NADPH
Reaksi
terang terjadi pada membran tilakoid di grana. Grana berupa tumpukan
tilakoid, terdapat di dalam kloroplas,. Tilakoid adalah membran pipih
berbentuk cakram yang membrannya mengandung klorofil, pigmen
fotosntesis. Blackman mengemukakan adanya reaksi gelap yang terjadi di
stroma, merupakan matriks kloroplas tak berwarna yang mengandung grana.
Reaksi gelap tidak memerlukan cahaya. Dalam reaksi gelap, ATP dan NADPH
yang terbentuk pada reaksi terang digunakan untuk pembentukan glukosa
dari karbon dioksida (lihat Gambar 3.2).
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
6 O2 + ATP + NADPH —-> (CH2O)6 + 6 H2O
6 O2 + ATP + NADPH —-> (CH2O)6 + 6 H2O
Jika reaksi terang dan reaksi gelap tersebut digabungkan akan menghasilkan persamaan reaksi sebagai berikut:
6 O2 + 12 H2O + energi —-> C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2
6 O2 + 12 H2O + energi —-> C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2
Jadi, reaksi gelap hanya berlangsung jika tersedia energi kimia (ATP dan NADPH) serta proton (H+) yang dihasilkan oleh reaksi
terang. Tanpa didahului reaksi terang, reaksi gelap tidak akan berlangsung.
terang. Tanpa didahului reaksi terang, reaksi gelap tidak akan berlangsung.
Proses pembentukan karbohidrat terutama glukosa dilakukan melalui beberapa langkah. Di dalam stroma terdapat senyawa
ribulosa bifosfat, suatu senyawa dengan 5 atom C. ribulosa bifosfat mengikat CO2 sehingga terbentuk senyawa 6C, tetapi tidak stabil sehingga terpecah menjadi 2 molekul masing-masing dengan 3 atom (asam fosfogliserat). Asam fosfogliserat diubah nenjadi gliseraldehid.
Gliseraldehid mengikat fosfat membentuk gliseraldehid 3 fosfat, yang kemudian diubah menjadi dihidroksi aseton fosfat. Senyawa ini
berikatan dengan gliseraldehid 3 fosfat membentuk fruktosa 1.6 difosfat, kemudian akhirnya akan membentuk glukosa. Sebagian dari
gula triosa fosfat diubah kembali menjadi ribulose difosfat sehingga membentuk siklus yang dinamakan siklus Calvin (untuk menghargai
penemunya, yaitu Melvin Calvin)
ribulosa bifosfat, suatu senyawa dengan 5 atom C. ribulosa bifosfat mengikat CO2 sehingga terbentuk senyawa 6C, tetapi tidak stabil sehingga terpecah menjadi 2 molekul masing-masing dengan 3 atom (asam fosfogliserat). Asam fosfogliserat diubah nenjadi gliseraldehid.
Gliseraldehid mengikat fosfat membentuk gliseraldehid 3 fosfat, yang kemudian diubah menjadi dihidroksi aseton fosfat. Senyawa ini
berikatan dengan gliseraldehid 3 fosfat membentuk fruktosa 1.6 difosfat, kemudian akhirnya akan membentuk glukosa. Sebagian dari
gula triosa fosfat diubah kembali menjadi ribulose difosfat sehingga membentuk siklus yang dinamakan siklus Calvin (untuk menghargai
penemunya, yaitu Melvin Calvin)
3.2.2. Kemosintesis
Cahaya digunakan sebagai sumber energi untuk memecah molekul air. Elektron yang dihasilkan digunakan dalam proses
transport elektron yang menghasilkan NADPH dan ATP. Senyawa NADH dan ATP ini digunakan untuk sintesis gula (selanjutnya diubah
menjadi amilum) yang akan digunakan sebagai cadangan makanan oleh tumbuhan. Jadi, energi cahaya diubah menjadi energi yang
tersimpan dalam bentuk ikatan kimia.
Cahaya digunakan sebagai sumber energi untuk memecah molekul air. Elektron yang dihasilkan digunakan dalam proses
transport elektron yang menghasilkan NADPH dan ATP. Senyawa NADH dan ATP ini digunakan untuk sintesis gula (selanjutnya diubah
menjadi amilum) yang akan digunakan sebagai cadangan makanan oleh tumbuhan. Jadi, energi cahaya diubah menjadi energi yang
tersimpan dalam bentuk ikatan kimia.
Sumber energi tidak hanya cahaya. Beberapa mikroorganisme ada yang dapat memperoleh energi dengan jalan mengoksidasi
senyawa kimia. Misalnya bakteri belerang (Begiota, Thiotrix), bakteri nitrit (Nitrosomonas), bakteri nitrat (Nitrosobacter), dan bakteri besi
(Cladotrix).
senyawa kimia. Misalnya bakteri belerang (Begiota, Thiotrix), bakteri nitrit (Nitrosomonas), bakteri nitrat (Nitrosobacter), dan bakteri besi
(Cladotrix).
Bakteri belerang mengoksidasikan H2S untuk memperoleh energi. Selanjutnya energi yang diperoleh digunakan untuk melakukan
asimilasi C. Proses penyusunan bahan organik itu menggunakan energi pemecahan senyawa kimia, maka disebut kemosintesis.
asimilasi C. Proses penyusunan bahan organik itu menggunakan energi pemecahan senyawa kimia, maka disebut kemosintesis.
Perhatikan reaksinya:
2H2S + O2—-> 2 H2O + 2 S + energi
2H2S + O2—-> 2 H2O + 2 S + energi
Energi yang diperoleh lebih kecil jumlahnya daripada yang dihasilkan dari cahaya. Energi tersebut digunakan untuk fiksasi CO2
menjadi karbohidrat. Dengan demikian, reaksi selengkapnya adalah:
CO2 + 2 H2S —-> CH2O + 2S + H2O
menjadi karbohidrat. Dengan demikian, reaksi selengkapnya adalah:
CO2 + 2 H2S —-> CH2O + 2S + H2O
Bakteri besi memperoleh energi kimia dengan cara mengoksidasi
Fe2
+ menjadi Fe3
+. Bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus
+ menjadi Fe3
+. Bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus
mengoksidasi NH4
+ untuk memperoleh energi dengan reaksi berikut ini:
(NH4)2 CO3 + 3 O2 —-> 2 HNO2 + CO2 + 3H2O + Energi
+ untuk memperoleh energi dengan reaksi berikut ini:
(NH4)2 CO3 + 3 O2 —-> 2 HNO2 + CO2 + 3H2O + Energi
Demikian pula bakteri Nitrobacter melakukan kemosintesis untuk menghasilkan energi dengan reaksi sebagai berikut:
Ca (NO2)2 + O2 Ca (NO3)2 + Energi Bakteri di atas dapat melakukan asimilasi C. Kemampuan ini dapat dibuktikan dengan memelihara bakteri tersebut dan memberikan zat-zat anorganik saja, ternyata bakteri tersebut dapat hidup dan berkembang. Apakah CO2 di alam akan habis karena dipakai tumbuhan untuk asimilasi C? Tentu saja jawabannya tidak. CO2 yang terpakai untuk asimilasi tumbuhan dan makhluk hidup fotosintetik lainnya diganti dengan CO2 dari pernapasan semua makhluk hidup, hasil pembakaran bahan- bahan organik, kegiatan gunung api, dan aktivitas makhluk hidup lainnya.
Ca (NO2)2 + O2 Ca (NO3)2 + Energi Bakteri di atas dapat melakukan asimilasi C. Kemampuan ini dapat dibuktikan dengan memelihara bakteri tersebut dan memberikan zat-zat anorganik saja, ternyata bakteri tersebut dapat hidup dan berkembang. Apakah CO2 di alam akan habis karena dipakai tumbuhan untuk asimilasi C? Tentu saja jawabannya tidak. CO2 yang terpakai untuk asimilasi tumbuhan dan makhluk hidup fotosintetik lainnya diganti dengan CO2 dari pernapasan semua makhluk hidup, hasil pembakaran bahan- bahan organik, kegiatan gunung api, dan aktivitas makhluk hidup lainnya.
Proses
anabolisme dan katabolisme terjadi silih berganti. Reaksi– reaksi kimia
yang terjadi dalam dunia kehidupan, melibatkan lingkungan fisik di
sekitarnya sehingga terjadi daur materi seperti: daur nitrogen, daur
karbon dan oksigen, daur air, daur belerang dan daur fosfor.
Daur nitrogen
Nitrogen atau zat lemas merupakan unsur yang diperlukan oleh setiap makhluk hidup. Nitrogen tidak diperlukan dalam bentuk unsur, melainkan dalam bentuk persenyawaan. Atmosfer bumi mengandung 79% gas nitrogen. Gas ini sulit bereaksi dan karenanya tidak dapat dimanfaatkan secara langsung oleh makhluk hidup. Apa fungsi nitrogen bagi tubuh makhluk hidup? Nitrogen merupakan salah satu pembentuk asam amino. Asam amino merupakan persenyawaan pembentuk protein. Protein merupakan senyawa yang berguna sebagai penyusun tubuh, misalnya otot, daging, dan sebagai penggiat reaksi-reaksi metabolisme tubuh, misalnya enzim pencernaan untuk mencernakan makanan.
Nitrogen atau zat lemas merupakan unsur yang diperlukan oleh setiap makhluk hidup. Nitrogen tidak diperlukan dalam bentuk unsur, melainkan dalam bentuk persenyawaan. Atmosfer bumi mengandung 79% gas nitrogen. Gas ini sulit bereaksi dan karenanya tidak dapat dimanfaatkan secara langsung oleh makhluk hidup. Apa fungsi nitrogen bagi tubuh makhluk hidup? Nitrogen merupakan salah satu pembentuk asam amino. Asam amino merupakan persenyawaan pembentuk protein. Protein merupakan senyawa yang berguna sebagai penyusun tubuh, misalnya otot, daging, dan sebagai penggiat reaksi-reaksi metabolisme tubuh, misalnya enzim pencernaan untuk mencernakan makanan.
Karena petir,
nitrogen di atmosfer bersenyawa dengan oksigen membentuk nitrat (NO3).
Tumbuhan menyerap nitrat dari tanah untuk dijadikan protein. Ketika
tumbuhan dimakan konsumer, nitrogen berpindah ke tubuh hewan. Urin,
bangkai hewan, dan tumbuhan yang mati akan diuraikan oleh makhluk hidup
pengurai menjadi amonium dan amoniak. Bakteri nitrit Nitrosomonas
mengubah amonium menjadi nitrit. Selanjutnya bakteri nitrat
Nitrosobacter akan mengubah nitrit menjadi nitrat. Peristiwa pengubahan
amonium menjadi nitrit dan nitrat disebut sebagai nitrifikasi. Nitrat
akan diserap lagi oleh tumbuhan.
Ada pula
bakteri yang mampu mengubah nitrat atau nitrit menjadi nitrogen bebas
di udara. Proses ini disebut sebagai denitrifikasi. Pada umumnya makhluk
hidup tidak mampu memanfaatkan nitrogen secara langsung dari udara.
Akan tetapi ada pula yang dapat memanfaatkannya. Contohnya bakteri
Rhizobium yang bersimbiosis dengan kacang-kacangan (kelompok
Leguminosae) membentuk bintil akar dan mampu mengikat nitrogen dari
udara. Bakteri tersebut sangat menguntungkan para petani, karena dapat
menyediakan nitrogen bagi tumbuhan inangnya dan juga dapat menyuburkan
tanah. Tanah yang kekurangan bakteri Rhizobium dapat ditaburi dengan
legin, yaitu biakan bakteri pengikat nitrogen yang saat ini sudah banyak
dijualbelikan. Jika tanah tersebut pernah ditanami
tanaman kacang-kacangan berarti tanah tersebut sudah mengandung Rhizobium. Bila kalian menanam kedelai, tidak perlu memupuk (ZA, urea) dalam jumlah banyak, karena sebagian dari N tersebut akan dipenuhi oleh Rhizobium yang ada dalam bintil akar.
tanaman kacang-kacangan berarti tanah tersebut sudah mengandung Rhizobium. Bila kalian menanam kedelai, tidak perlu memupuk (ZA, urea) dalam jumlah banyak, karena sebagian dari N tersebut akan dipenuhi oleh Rhizobium yang ada dalam bintil akar.
Daur karbon dan oksigen
Unsur C (karbon) diserap tumbuhan dalam bentuk CO 2. Tumbuhan tidak dapat menyerapnya dalam bentuk gula atau zat tepung. Sebaliknya, hewan hanya dapat memanfaatkan karbon dalam bentuk persenyawaan organik. Unsur C dan O selalu terlibat dalam proses respirasi dan fotosintesis, yaitu dalam bentuk CO 2 dan O 2. Oleh karena itu, membahas daur karbon pada dasarnya juga melibatkan pembahasan daur oksigen.
Unsur C (karbon) diserap tumbuhan dalam bentuk CO 2. Tumbuhan tidak dapat menyerapnya dalam bentuk gula atau zat tepung. Sebaliknya, hewan hanya dapat memanfaatkan karbon dalam bentuk persenyawaan organik. Unsur C dan O selalu terlibat dalam proses respirasi dan fotosintesis, yaitu dalam bentuk CO 2 dan O 2. Oleh karena itu, membahas daur karbon pada dasarnya juga melibatkan pembahasan daur oksigen.
Daur
karbon ini diawali oleh penyerapan CO 2 oleh tumbuhan, dan dijadikan
persenyawaan organik, seperti glukosa, melalui proses fotosintesis.
Selanjutnya, glukosa disusun menjadi amilum, kemudian amilum diubah
menjadi senyawa organik lainnya seperti, lemak, protein, dan vitamin.
Pada proses pernafasan tumbuhan, dihasilkan lagi CO2. Dengan demikian,
daur karbon terpendek terjadi pada tumbuhan-lingkungan-tumbuhan.
Demikian pula daur oksigen.
Hewan
mendapatkan karbon setelah memakan tumbuhan baik secara langsung maupun
tak langsung. Tubuh hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan menjadi
karbon dioksida, air, dan mineral oleh makhluk hidup pengurai. Karbon
dioksida yang terbentuk dilepaskan ke udara. Demikian seterusnya daur
karbon ini berlangsung. Daur karbon ini merupakan daur karbon terpanjang
yang berlangsung melalui tumbuhan-hewan-pengurai-karbon dioksida di
udaratumbuhan. Dalam ekosistem normal, terjadi keseimbangan antara daur
karbon dan oksigen. Oksigen diserap hewan dan tumbuhan untuk respirasi
dan hasilnya berupa karbon dioksida akan dilepaskan ke udara. Karbon
dioksida ini digunakan oleh tumbuhan untuk fotosintesis.
Daur air
Air sangat penting artinya bagi makhluk hidup karena air berfungsi sebagi pelarut kation dan anion, pengatur suhu tubuh, pengatur tekanan osmotik sel, dan bahan baku untuk fotosintesis. Bagi manusia, air bermanfaat untuk minum, mandi, mencuci, irigasi, pariwisata, dan pembangkit tenaga listrik. Di alam terjadi daur air yang dapat diuraikan sebagai berikut.
Air sangat penting artinya bagi makhluk hidup karena air berfungsi sebagi pelarut kation dan anion, pengatur suhu tubuh, pengatur tekanan osmotik sel, dan bahan baku untuk fotosintesis. Bagi manusia, air bermanfaat untuk minum, mandi, mencuci, irigasi, pariwisata, dan pembangkit tenaga listrik. Di alam terjadi daur air yang dapat diuraikan sebagai berikut.
Air laut, danau, dan
sungai yang terkena cahaya matahari akan menguap. Tumbuhan dan hewan
juga mengeluarkan uap air. Uap air akan membumbung ke atmosfer dan
berkumpul membentuk awan. Karen tiupan angin, awan akan bergerak menuju
ke permukaan daratan. Pengaruh suhu yang rendah mengakibatkan terjadinya
kondensasi uap air menjadi titik-titik air hujan. Air hujan yang turun
di permukaan, sebagian meresap kedalam tanah, sebagian dimanfaatkan
tumbuhan dan hewan, sebagian yang lain mengalir di permukaan tanah
menjadi sungai-sungai, dan sebagian lagi menguap menjadi uap air yang
akan turun kembali bersama air hujan. Air yang meresap kedalam tanah
bergerak menuju tempat-tempat yang rendah karena gravitasi bumi. Pada
tempat tertentu muncul
sebagai mata air yang akan mengalir sebagai sungai. Di sungai, air dimanfaatkan lagi oleh biota sungai. Sungai yang menampung air, baik dari air tanah, air hujan, maupun kelebihan air telah dimanfaatkan manusia akhirnya mengalir menuju laut.
sebagai mata air yang akan mengalir sebagai sungai. Di sungai, air dimanfaatkan lagi oleh biota sungai. Sungai yang menampung air, baik dari air tanah, air hujan, maupun kelebihan air telah dimanfaatkan manusia akhirnya mengalir menuju laut.
Indonesia
merupakan negara di daerah khatulistiwa memilki daur air alami. Secara
kuantitatif Indonesia seharusnya tidak kekurangan air. Akan tetapi,
karena gangguan terhadap daur air alami, misalnya akibat penebangan
hutan secara liar, proses peresapan air terganggu sehingga timbul
banjir. Demikian juga, kuantitas air tidak terdistribusi sebagaimana
mestinya. Akibatnya, pada musim hujan terjadi banjir, sedangkan pada
musim kemarau terjadi kekeringan. Selain ini, air bersih menjadi semakin
langka karena pencemaran.
Daur belerang
Belerang (sulfur) merupakan unsur penyusun protein. Tumbuhan mendapatkan belerang dari dalam tanah dalam bentuk sulfat (SO4 2-). Di dalam tubuh tumbuhan, belerang digunakan sebagai penyusun protein. Hewan dan manusia mendapatkan belerang dengan jalan memakan tumbuhan. Jika tumbuhan dan hewan mati, mikroorganisme akan menguraikannya menjadi gas berbau busuk yaitu H2S atau menjadi SO2 dan SO4 2-.
Belerang (sulfur) merupakan unsur penyusun protein. Tumbuhan mendapatkan belerang dari dalam tanah dalam bentuk sulfat (SO4 2-). Di dalam tubuh tumbuhan, belerang digunakan sebagai penyusun protein. Hewan dan manusia mendapatkan belerang dengan jalan memakan tumbuhan. Jika tumbuhan dan hewan mati, mikroorganisme akan menguraikannya menjadi gas berbau busuk yaitu H2S atau menjadi SO2 dan SO4 2-.
Secara
alami, belerang terkandung di dalam tanah dalam bnetuk mineral tanah.
Beberapa gunung berapi, misalnya Gunung Arjuno di Jawa Timur,
mengeluarkan belerang yang kemudian ditambang menjadi belerang batangan.
Gas belerang dihembuskan ke udara. Selain itu, belerang di udara juga
berasal dari sisa pembakaran minyak bumi dan batubara, dalam bentuk SO2.
Gas demikian banyak dihasilkan oleh asap kenderaan dan pabrik. Karena
uap air hujan, gas tersebut berubah menjadi sulfat, yang jatuh di tanah,
sungai, atau lautan. Selanjutnya sulfat dapat dimanfaatkan oleh
tumbuhan atau ganggang.
Daur fosfor
Fosfor merupakan bahan pembentuk tulang pada hewan. Semua makhluk hidup memerlukan fosfor karena digunakan sebagai pembentuk DNA, RNA, protein, energi (ATP), dan senyawa organik lainnya. Daur fosfor terjadi melalui proses berikut.
Fosfor merupakan bahan pembentuk tulang pada hewan. Semua makhluk hidup memerlukan fosfor karena digunakan sebagai pembentuk DNA, RNA, protein, energi (ATP), dan senyawa organik lainnya. Daur fosfor terjadi melalui proses berikut.
Di dalam tanah,
terkandung fosfat anorganik yang dapat diserap tumbuhan. Hewan
mendapatkan fosfor setelah memakan tumbuhan. Tumbuhan dan hewan yang
mati, feses, dan urinnya akan terurai menghasilkan fosfat organik. Oleh
bakteri, fosfat organik akan di ubah menjadi fosfat anorganik yang dapat
diserap tumbuhan.
Di dalam ekosistem
air, juga terjadi daur fosfor, yakni tumbuhan hewan air –> bakteri
–> fosfat anorganik. Bagian tumbuhan yang jatuh ke dasar danau yang
dalam atau lautan dalam akan membentuk endapan fosfor (batuan fosfor)
yang tiak dapat dimanfaatkan kembali. Inilah salah satu alasan semakin
kecilnya ekosistem air dalam yang tidak mempunyai arus air. Lautan yang
memiliki arus air mengakibatkan endapan fosfor teraduk dan menyuburkan
ekosistem laut. Pada tempat-tempat tertentu terjadi penimbunan fosfor
karena pemupukan kotoran burung. Kotoran burung ini dijadikan sebagai
pupuk organo.
Daur materi sangat penting
artinya bagi kelestarian makhluk hidup dan ekosistem. Ini berarti
kelestarian ekosistem akan terancam jika daur materi itu terganggu.
Suatu contoh, di dalam ekosistem hutan, semua predator mati. Karena
tidak ada pemangsa, daur materi terhenti. Makanan tertimbun di dalam
tubuh herbivor yang kemudian digunakan untuk berkembang biak tanpa
kendali. Akibatnya, bahan makanan berkurang dan terjadilah kompetisi
dalam memperebutkan makanan. Apa yang terjadi kemudian, sangat sulit
untuk diramalkan.
No comments:
Post a Comment