Teflon adalah bahan sintetik yang sangat kuat, umumnya berwama putih.
Teflon tahan terhadap panas sampai kira-kira 250°C.Di atas 250°C teflon
mulai melunak, di dalam api akan meleleh dan sulit menjadi arang. Berat
jenisnya kira-kira 2,2 g/cmI. Teflon tidak tahan terhadap larutan
alkali hidroksida. Juga kurang tahan terhadap hidrokarbon yang
mengandung khlor. Teflon digunakan sebagai bahan penyekat, misalnya
untuk kotak penyekat (stuffing box), cincin geser (sifat geseran dapat
diperbaiki dengan Bagian-Bagian alat dari teflon menambahkan graft ke
dalamnya). Digunakan juga untuk cincin 0 atau 0-ring, untuk gasket
konsentrik dengan diberi bahan lunak (sebab teflon tidak begitu
elastis), alat-alat yang kecil, pipa, slang selubung pipa. Teflon dapat
dipintal menjadi benang dan kemudian ditempat. Temman dari teflon
merupakan bahan untuk filter yang sangat kuat.
Semen
Semen adalah bahan-bahan yang memperlihatkan sifat-sifat karakteristik mengenai pangiktan serta pengerasannya jika dicampur dengan air, sehingga terbentuk pasta semen. Semen merupakan suatu hasil industri yang dapat menjadi sangat kompleks dengan campuran serta susunan yang berbeda-beda.Semen dapat dibagi dalam dua kelas sebagai berikut;
1.Semen hidrolik
2.Semen non-hidrolik.
Semen Hidrolik
Semen hidrolik mempunyai kemampuan untuk mengikat dan mengeras didalam air, semen hidrolik antara lain meliputi, tetapi tidak terbatas pada bahan-bahan sebagai berikut :
1.Kapur hidrolik,Semen teras,Semen terak,Semen alam,Semen portland,Semen portland-teras,Semen portland terak dapur-tinggi
Semen non-hidrolik
Jenis-jenis semen ini tidak dapat mengikat serta mengeras didalam air, akan tetapi perlu udara untuk dapat mengeras, contoh utama dari jenis semen non-hidrolik adalah kapur.
1.Tujuan dari penggunaan semen.Tujuan dari penggunaan semen adalah mencampurkan butir-butir batu sedemikian sehingga menjadi masa yang padat.Penggunaannya aritara lain adalah untuk pembuatan beton,adukan untuk tembok dan barang-barang lain.
2.Bahan mentah serta pembuatan.Batu kapur merupakan elemen utama untuk semua jenis semen.Jenis-jenis semen dengan berbagai-bagai mutu diperoleh dengan mengatur komposisi kapur atau dengan mengatur komposisi kapur dengan komponen-komponen lain dari semen.Dengan membakar bahan mentah yang bersangkutan, maka bahan tersebut akan kehilangan air dan karbon dioxida, bahan baru hasil pembakaran mempunyai kemampuan untuk menyerap air lagi apabila digiling halus, sehingga setelah itu bila dicampur dengan air bahan halus tersebut dapat membentuk dirinya kembali menjadi bahan batu.
3.Proses perawatan.Waktu perawatan berlansung sejak air dibubuhkan pada semen sampai pengikatan awal dari pasta semen, permulaan serta lamanya proses perawatan bergantung pada jenis semen yang digunakan dan cara pengerjaannya. Selama waktu perawatan bahan yang bersangkutan tidak boleh dipengaruhi oleh getaran 121 mekanis, guncangan atau panas, sebab kekuatannya dapat berkurang sehingga tidak sesuai lagi dengan persyaratan.
4.Proses pengerasan.Proses pengerasan berlansung sejak tercapainya pengikatan awal. Lamanya proses pengerasan serta penambahan kekuatan berlangsung untuk jangka waktu yang lama. Bahan yang bersangkutan memerlukan perlakuan yang hati-hati dan tidak boleh dipengaruhi oleh perlakuan-perlakuan kasar dari luar.
Kapur
Kapur telah digunakan berabad-abad lamanya sebagai bahan adukan dan plesteran untuk bangunan yang diketemukan dalam pyramida-pyramida di Mesir, yang dibangun lebih dari 4500 tahun yang lalu. Kapur dipergunakan sebagai bahan pengikat selama jama Romawi dan Yunani.Orang-orang Romawi menggunakan beton untuk membangun Colleseum dan Pantheon, dengan cara mencampurkan kapur dengan abu gunung berapi yang didapat dekat Pozzuoli, Italia, yang mereka namakan Pozzolan ( teras ).
Semen
Semen adalah bahan-bahan yang memperlihatkan sifat-sifat karakteristik mengenai pangiktan serta pengerasannya jika dicampur dengan air, sehingga terbentuk pasta semen. Semen merupakan suatu hasil industri yang dapat menjadi sangat kompleks dengan campuran serta susunan yang berbeda-beda.Semen dapat dibagi dalam dua kelas sebagai berikut;
1.Semen hidrolik
2.Semen non-hidrolik.
Semen Hidrolik
Semen hidrolik mempunyai kemampuan untuk mengikat dan mengeras didalam air, semen hidrolik antara lain meliputi, tetapi tidak terbatas pada bahan-bahan sebagai berikut :
1.Kapur hidrolik,Semen teras,Semen terak,Semen alam,Semen portland,Semen portland-teras,Semen portland terak dapur-tinggi
Semen non-hidrolik
Jenis-jenis semen ini tidak dapat mengikat serta mengeras didalam air, akan tetapi perlu udara untuk dapat mengeras, contoh utama dari jenis semen non-hidrolik adalah kapur.
1.Tujuan dari penggunaan semen.Tujuan dari penggunaan semen adalah mencampurkan butir-butir batu sedemikian sehingga menjadi masa yang padat.Penggunaannya aritara lain adalah untuk pembuatan beton,adukan untuk tembok dan barang-barang lain.
2.Bahan mentah serta pembuatan.Batu kapur merupakan elemen utama untuk semua jenis semen.Jenis-jenis semen dengan berbagai-bagai mutu diperoleh dengan mengatur komposisi kapur atau dengan mengatur komposisi kapur dengan komponen-komponen lain dari semen.Dengan membakar bahan mentah yang bersangkutan, maka bahan tersebut akan kehilangan air dan karbon dioxida, bahan baru hasil pembakaran mempunyai kemampuan untuk menyerap air lagi apabila digiling halus, sehingga setelah itu bila dicampur dengan air bahan halus tersebut dapat membentuk dirinya kembali menjadi bahan batu.
3.Proses perawatan.Waktu perawatan berlansung sejak air dibubuhkan pada semen sampai pengikatan awal dari pasta semen, permulaan serta lamanya proses perawatan bergantung pada jenis semen yang digunakan dan cara pengerjaannya. Selama waktu perawatan bahan yang bersangkutan tidak boleh dipengaruhi oleh getaran 121 mekanis, guncangan atau panas, sebab kekuatannya dapat berkurang sehingga tidak sesuai lagi dengan persyaratan.
4.Proses pengerasan.Proses pengerasan berlansung sejak tercapainya pengikatan awal. Lamanya proses pengerasan serta penambahan kekuatan berlangsung untuk jangka waktu yang lama. Bahan yang bersangkutan memerlukan perlakuan yang hati-hati dan tidak boleh dipengaruhi oleh perlakuan-perlakuan kasar dari luar.
Kapur
Kapur telah digunakan berabad-abad lamanya sebagai bahan adukan dan plesteran untuk bangunan yang diketemukan dalam pyramida-pyramida di Mesir, yang dibangun lebih dari 4500 tahun yang lalu. Kapur dipergunakan sebagai bahan pengikat selama jama Romawi dan Yunani.Orang-orang Romawi menggunakan beton untuk membangun Colleseum dan Pantheon, dengan cara mencampurkan kapur dengan abu gunung berapi yang didapat dekat Pozzuoli, Italia, yang mereka namakan Pozzolan ( teras ).
No comments:
Post a Comment