Struktur protein merupakan sebuah struktur biomolekuler dari suatu molekul 
protein.
 Setiap protein, khususnya polipeptida merupakan suatu polimer yang 
merupakan urutan yang terbentuk dari berbagai asam L-α-amino (urutan ini
 juga disebut sebagai residu). Perjanjiannya, suatu rantai yang 
panjangnya kurang dari 40 residu disebut sebagai sebagai polipeptida, 
bukan sebagai protein. Untuk dapat melakukan fungsi biologis, protein 
melipat ke dalam satu atau lebih konformasi spasial yang spesifik, 
didorong oleh sejumlah  interaksi non-kovalen seperti 
ikatan hidrogen,
 interaksi ionik, gaya van der Waals, dan sistem kemasan hidrofobik.  
Struktur tiga dimensi perotein sangat diperlukan untuk memahami fungsi 
protein pada tingkat molekul.
Struktur protein bervariasi dalam hal ukuran, dari puluhan hingga ribuan
 residu. Protein diklasifikasikan berdasarkan ukuran fisik mereka 
sebagai nanopartikel (1-100 nm). Sebuah protein dapat mengalami 
perubahan struktural reversibel dalam menjalankan fungsi biologisnya. 
Struktur alternatif protein yang sama disebut sebagai konformasi.
Struktur Primer Protein
Struktur primer protein mengacu pada urutan asam amino linier dari 
rantai polipeptida. Struktur primer disebabkan oleh ikatan kovalen atau 
peptida, yang dibuat selama proses biosintesis protein atau disebut 
dengan proses translasi. Kedua ujung rantai polipeptida yang disebut 
sebagai ujung karboksil (C-terminal) dan ujung amino (N-terminal) 
berdasarkan sifat dari gugus bebas. Perhitungan residu selalu dimulai 
pada akhir N-terminal (gugus amino, -NH
2), yang merupakan 
akhir dimana gugus amino tidak terlibat dalam ikatan peptida. Struktur 
primer protein ditentukan oleh gen yang berhubungan dengan protein. 
Sebuah urutan tertentu dari nukleotida dalam DNA ditranskripsi menjadi 
mRNA, yang dibaca oleh ribosom dalam proses yang disebut translasi. 
Urutan protein dapat ditentukan dengan metode seperti degradasi Edman. 
Struktur Sekunder Protein
Struktur sekunder mengacu sub-struktur reguler. Dua jenis utama dari struktur sekunder yaitu alfa heliks dan beta 
sheet,
 yang diusulkan pada tahun 1951 oleh Linus Pauling. Struktur sekunder 
ditentukan oleh pola ikatan hidrogen antara gugus peptida rantai utama. 
Struktur sekunder mempunyai geometri reguler, yang dibatasi untuk 
nilai-nilai tertentu dari sudut dihedral ψ dan φ pada plot Ramachandran.
Struktur Tersier Protein
Struktur tersier mengacu pada struktur tiga dimensi molekul protein 
tunggal. Alfa heliks dan beta sheet dilipat menjadi suatu bulatan. 
Lipatan tersebut dikendalikan oleh interaksi hidrofobik, tapi struktur 
tersebut dapat stabil hanya bila bagian-bagian protein terkunci pada 
tempatnya oleh interaksi tersier yang spesifik, seperti jembatan garam, 
ikatan hidrogen , dan kemasan ketat rantai samping dan ikatan disulfida.
Struktur Kuartener Protein
Struktur kuartener adalah struktur tiga dimensi dari beberapa subunit 
protein yang terikat bersama. Dalam konteks ini, struktur kuaterner 
distabilkan oleh interaksi  non-kovalen yang sama dan ikatan disulfida 
sebagai struktur tersier. Kompleks dari dua atau lebih polipeptida  
disebut multimer.
 
 
No comments:
Post a Comment