Penentuan Kalsium Dari Batu Kapur
B. Tujuan :
Mampu menganalisis kation dan anion dengan reaksi stokiometri.
Mampu menganalisis kandungan suatu unsure atau ion dalam suatu cuplikan dengan cara gravimetri.
Mampu menganalisis kation dan anion dengan reaksi stokiometri.
Mampu menganalisis kandungan suatu unsure atau ion dalam suatu cuplikan dengan cara gravimetri.
C. Dasar Teori
Analisis
gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau
senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis
gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal senyawa murni stabil
yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan
teliti. Sehingga dapat diketahui massa tetapnya
Kandungan suatu unsur atau ion
dalam suatu cuplikan dapat dianalisis dengan cara gravimetri dengan
merubah unsur dan ion tersebut kedalam suatu bentuk senyawa yang mudah
larut dengan penambahan suatu pereaksi pengendap. Beberapa kation dan
anion dapat dianalisis dengan cara ini. Tetapi tiap kation maupun anion
mempunyai cara-cara khusus yang terkandung pada sifat endapan yang
diperoleh. Untuk analisis gravimetri reaksinya harus stoikiometeri mudah
dipisahkan dari pelarutnya. Rumus kimianya diketahui dengan pasti dan
cukup stabil dalam penyiapan.
Pada gravimetri agar hasil
analisa dianggap baik dan benar maka ada bebrapa faktor yang harus
diperhatikan, antara lain : kesempurnaan pengendapan, kemurnian endapan
dan susunan endapan. Yang dimaksud endapan murni adalah endapan yang
bersih yang artinya tidak mengandung molekul-molekul lain yang biasanya
disebut sebagai pengotor. Dan yang dimaksud dari kesempurnaan
pengendapan adalah pengendapan diusahakan sesempurna mungkin, oleh
karena itu kelarutan endapan harus dibuat sekecil mungkin.
Dalam analisa gravimetri perlu
ditambahkan suatu reagen spesifik untuk memperoleh pengendapan yang
baik. Dalam hal ini terdapat dua macam reagen spesifik yang diantaranya
adalah reagen organik dan reagen anorganik. Pada reagen anorganik
terdapat beberapa kelebihan yaitu produk yang dihasilkan selalu atau
sering menghasilakn warna yang spesifik, pada pengendapan organik selalu
mempunyai berat molekul yang besar dan zat pengotor pada pengendap
organik lebih sedikti dari pada anorganik
Analisis
gravimetri adalah metode analisis kuantitatif untuk mengetahui kadar
zat yang telah diketahui pengortornya dengan cara penimbangan. Hal-hal
yang perlu dilakukan dalm analisis gravimetri adalah pengendapan,
penguapan atau pengeringan, pengeringan dengan listrik dan cara-cara
fisis yang lain.
Metode gravimetri untuk analisa
kuantitatif didasarkan pada stokiometri reaksi pengendapan, yang secara
umum, dinyatakan dengan persamaan :
Dimana
a = koefisien reaksi setara dari reaktan analitik (A)
p= koefisien reaksi dari reaktan pengendap (P)
Aa Pp = rumus molekul dari zat kimia hasil reaksi yang tergolong sulit larut (mengendap).
Misalnya pada pengendapan ion
Ca2+ dengan menggunakan reaktan pengendap ion oksalat C2O42- dapat
dinyatakan dengan persamaan reaksi berikut :
O Rx yang menyertai pengendap = Ca2+ + C2O42-
O Rx yang menyertai pengeringan = CaC2O4 → CaO+CO2 + CO
Agar
pembuatan kuantitas analit dalam metode gravimetri mencapai hasil yang
mendekati nilai sebenarnya, harus dipenuhi kriteria berikut:
Proses pemisahan / pengendapan analit dari komponen lainya berlangsung sempurna.
Endapan
analit yang dihasilkan diketahui dengan tepat memposisinya dan memiliki
tingkat kemurnian yang tinggi, tidak bercampur dangan zat pengatur
Langkah-langkah dalam analisa gravimetri adalah sebagai berikut :
- Cuplikan ditimbang dan dilarutakan sehingga partikel yang akan diendapkan dijadikan ion-ionnya.
- Ditambahkan pereaksi agar terjadi endapan.
- Proses pemisahan endapan / penyaringan endapan.
- Mencuci endapan, cairan pencuci, cara mengerjakan pencucian, cara memeriksa kebersihan dan mengeringkan endapan.
- Mengabukan kertas saring dan memijarkan endapan.
Menghitung hasil analisa
Analisa
titrimetri merupakan satu bagian utama kimia analisis dan
perhitungannya berdasarkan hubungan stoikiometri sederhana dari
reaksi-reaksi kimia. Analisis titrimetri didasarkan pada reaksi kimia
sebagai berikut:
Dengan a adalah molekul analit A
yang bereaksi dengan t molekul pereaksi T sampel. Pereaksi T, yang
disebut titran, ditambahkan sedikit demi sedikit, biasanya dari dalam
buret, dalam bentuk larutan yang konsentrasinya diketahui. Pereaksi T
ini disebut larutan standar dan konsentrasinya ditetapkan oleh suatu
proses yang disebut standardisasi. Penambahan titran diteruskan sampai
sejumlah T yang secara kimia setara dengan A, sehingga dikatakan telah
tercapai titik ekivalensi dari titrasi itu. Untuk mengetahui akhir
penambahan titran digunakan suatu zat yang disebut indikator, yang
menandai kelebihan titran dengan perubahan warna. Perubahan warna ini
dapat atau tidak dapat tepat pada titik ekivalensi. Titik dalam titrasi
pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir. Tentu saja
diinginkan agar titik akhir sedekat mungkin ke titik ekivalensi.
Dengan memilih indikator untuk
menghimpitkan kedua titik itu merupakan salah satu aspek yang penting
dari analisis titrimetri. Istilah titrasi merujuk ke proses pengukuran
volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalensi. Selama
bertahun-tahun digunakan istilah analisa volumetri bukannya titrimetri.
Tetapi dari titik pandang yang teliti, lebih disukai istilah
“titrimetri” karena pengukuran volume tidaklah terbatas pada titrasi.
Misalnya dalam analisis-analisis tertentu orang mungkin mengukur volume
gas.
Dalam menghitung hasil analisa
dibutuhkan faktor gravimetri. Dimana faktor gravimetri adalah jumlah
berat analit dalam 1gr berat endapan. Hasil kali dari endapan P dengan
faktor gravimetri sama dengan berat analit.
Berat analit A = berat andapan P x faktor gravimetri.
Sehingga , % A =
Presentase berat analit A terhadap sampel dinyatakan dengan persamaan :
Beberapa rumus faktor gravimetri
Analit yang ditetapkan : Cl
Bentuk endapan : AgCl
Nilai factor : Ar Cl : mr AgCl
Atau faktor gravimetri =
Metode gravimetri bukanlah
metode analisis yang spesifik, sehingga dapat digantikan dengan metode
instrumen modern spektruskopi dan kloromedografi. Metode gravimetri
dapat juga digunakan untuk analisis kuantitatif bahan organik tertntu
seperti kolesterol, pada cerea dan loktosa pada produk susu.
Proses pengendapan dalam analisis gravimetri.
Partikel
hasil proses pengendapan ditentukan oleh proses nukleasi dan
pembentukan nukleus. Dalam analisa gravimetri harus selalu diupayakan
agar terdapat endapan yang murni dan partikel-partikelnya cukup besar
sehinggamudah disaring dan dicuci.
Partikel endapan > 10-4cm
Partikel Koloid10-7-10-4 cm
Kaster Nukleasi10-6-10-7 c
Ion-ion Dalam larutan10-6 cm
1) Kemurnian endapan
Endapan
yang telah terjadi akan mengandung zat-za pengatur dan itu akan
bergabtung pada sifat endapan dan pada kondisi kondisi dimana endapan
itu terjadi, yang menyebabkan terjadinya kontraminasi dapat terjadi
karena adsorpsi pada permukaan kristal yang berbeda dengan larutan, dan
jika luas permukaannya besar maka juml zat yang terdsopsi bertambah
banyak. Kopresipitasi juga dapat terjadi secara oklusi yaitu zat-zat
asing masuk kedalam kristal pada proses pertumbuhan kristal.
Bila proses pertumbuhan kristal
lambat, maka zat pengatur akan larut dan kristal yang terjadi lebih
besar dan murni. Kopresipitasi tidak dapat dihilangkan dengan pencucian
dan untuk mengatasinya dengan endapan itu di larutkan kembali dan
kemudian di endapakan kembali dank arena ion yang berkontaminasi
sekarang konsentrasinya lebih rendah, sehingga endapan lebih murni.
Postpresipitasi yaitu terjadinya endapan kedua pada permukaan endapan
pertama. Hal ini terjadi dengan campuran garam yang sukar larut.
Untuk mendapatkan endapan yang
besar dan murni, biasanya endapan di degrasi (didegest) atau dimatangkan
yaitu dengan endapan dibiarkan kontak dengan larutan induknya selama
beberapa jam pada temperature 600-700C.
2) Menyaring dan mencuci endapan
Endapan
yang disaring dikotori oleh zat-zat yang mudah larut dan harus
dihilangkan dengan cara pencucian endapan. Yang menjadi dasar pada
pencucian adalah :
- dapat melarutkan zat pengotor dengan baik tetapi tidak melarutkan endapan
- dapat mencegah terjadinya peptisasi pada waktu pencucian
- dapat menyebabkan pertukaran ion-ion yang teradsorpsi diganti oleh ion lain yang pada pemanasan dapat menguap
- endapan yang terjadi dapat disaring dengan kertas saring bebas abu, cawan penyaring dengan asbes atau penyaring gelas.
- Penyaring dan Pemanasan endapan.
Endapan yang terjadi disaring,
dicuci, dikeringkan, diabukan, dan dipijarkan sampai beratnya konstan.
Pengeringan endapan untuk menghilangkan air dan zat yang mudah menguap.
Pemijaran untuk merubah endapan itu kedalam suatu senyawa kimia yang
rumusnya diketahui dengan pasti.
D. Alat dan Bahan
Alat
Alat
- Gelas beaker, Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, Menampung zat kimia, Memanaskan cairanMedia pemanasan cairan
- Corong, untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi
- Gelas ukur, wadah larutan, ukurannya bermacam2 (10 ml - 1000ml) untuk mengukur volume suatu larutan.
- Penangas, sebagai sumber panas.
- Batang pengaduk, terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk mengaduk cairan di dalam gelas kimia.
- Erlenmeyer, biasanya digunakan sebagai wadah dalam proses titrasi
- Kertas saring, Untuk memudahkan dalam penyaringan zat kimia
- Tabung reaksi, Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia dan untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil
- Termometer, Untuk mengukur suhu suatu zat.
- Pipet , biasanya digunakan untuk uji iodium dan berguna untuk memudahkan dalam penetesan larutan.
- Neraca analitik, neraca yang digunakan untuk menimbang zat yang butuh ketelitian tinggi dan dalam skala kecil/mikro (biasanya hingga 4 desimal 0,0001 gram) misal = meinmbang zat yang digunakan untuk larutan standar primer.
- Penjepit tabung reaksi, Untuk menjepit tabung reaksi
- Eksikator , Pendingin zat
- Cawan Porselin, untuk proses peleburan atau pemanasan
- Botol semprot, wadah aquades, digunakan untuk membilas peralatan kimia lain atau proses pengenceran dalam suatu wadah misal labu ukur, erlenmeyer,dsb
- Kaca arloji, wadah padatan tertentu saat akan ditimbang
Bahan
- Batu kapur
- HCl 1 N
- BaCl2
- HNO3
- Aquadest
F. Hasil Pengamatan
Berat Sampel = 0,2 gr
Berat Kertas Saring + Endapan = 1,5205 gr
Berat Kertas Saring Kosong = 1,22 gr
Berat endapan = 0,3005 gr
Faktor Gravimetri = Ar Unsur yang ditentukan massa
Mr Senyawa yang ditimbang = Ar Ca : Mr CaCo3
= 40 : 100
= 0,4
% Ca = (Berat endapan : Berat Sampel) x 100%
= 0,3005 : 0,2 x 0,4 100 %
= 60,1 %
G. Pembahasan
Dalam
percobaan ini digunakan analisis gravimetri kandungan suatu unsur atau
ion dalam suatu cuplikan dapat dianalisa dengan cara gravimetri dengan
merubah unsur atau ion tersebut kedalam suatu bentuk senyawa yang mudah
larut dengan penambahan pereaksi pengendap. Hal yang dilakukan dalam
percobaan ini adalah menentukan kadar kaslium dalam batu kapur, dimana
batu kapur yang digunakan dalam percobaan ini adalah kapur tulis .
Langkah pertama yang kita
dilakukan adalah sediakan kapur tulis yang telah dihaluskan dengan
lumpang dan alu kemudian di timbang dengan berat ± 0,2000 gr setelah itu
ditambahkan dengan larutan HCl 0,1 m untuk melarutkannya. Batu kapur
yan telah ditambahkan HCl 0,1 m diaduk dengan menggunakan batang
pengaduk hingga larut sempurna dan tidak terbentuk gas. Pada penambahan
HCl terbentuk endapan pertama zat pengotor mengendap bersama-sama
endapan ynag di inginkan. Setelah larut dengan sempurna kemudian
dipanaskan dengan menggunakan penagas air dengan cara gelas beaker diisi
dengan air kemudian diletakkan di atas penangas air dan batu kapur yang
telah dilarutkan diletakkan ke dalam gelas beaker hingga suhu 700C -
800C.
Langkah kedua yang kita lakukan
yaitu batu kapur yang telah dipanaskan kemudian ditambahkan amonium
oksalat (NH4)2CO3 hingga membentuk endapan kemudian dipanaskan lagi
selama 1 jam. Pada pengendapan ini zat pengotor mengendap setelah
selesainya pengendap atau terjadinya endapan kedua pada permukaan
endapan pertama. Setelah terbentuk endapan kemudian disaring dengan
kertas saring yang telah diketahui bobotnya.
Endapan kemudian dicuci dengan
menggunakan aquades berulang-ulang sehingga tinggal endapanya. Pencucian
endapan untuk menghilangkan senyawa klor dan sulfat yang ada pada
endapan dengan menambahkan pereaksi pengendap BaCl2 untuk klor dan HNO3
untuk senyawa sulfat. Bila air hasil cucian tejadi pengendapan maka ini
menendakan bahwa endapan tersebut masih mengandung klor dan sulfat
namun bila air hasil cucian endapan telang bening maka endapabn bebas
dari klor dan sulfat. Hal ini biasa disebut dengan uji kualitatif.
Setelah dilakukan uji kulitatif
kemudian endapan dipanaskan di dalam oven pada suhu 1000-1100 C selama 1
jam. Setelah 1 jam kemudian endapan didinginkan dalam eksikator dan
ditimbang. Tujuan dilakukan pengeringan untuk menghilangkan air dan zat
yang mudah menguap dan pemijaran untuk merubah endapan itu kedalam suatu
senyawa kimia yang rumusnya diketahui dengan pasti.
Reaksi-reaksi yang terdapat pada percobaan ini :
-Larutan ammonium oksalat : terbentuk endapan putih kalsium oksalat
Ca2+ + (COO)2 → Ca(COO)2↓
-Asam klorida encer : terjadi penguraian dengan berbuih, karena karbon dioksida dilepaskan
Gas ini dapat identifikasi dari sifatnya yang mengarahkan air kapur:
HCl
encer + kapur terjadi kekeruhan yang dihasilkan menunjukan adanya
karbonat. Kekeruhan itu berlahan-lahan hilang akibat terbentuknya
hydrogen karbonat yang larut
Larutan Barium klorida (kalsium klorida) : terjadi endapan putih barium (atau kalsium) karbonat :
Hanya
karbonat-karbonat normal yang bereaksi hydrogen kabonat tidak bereaksi.
Endapan larut dalam asam mineral dan asam karbonat.
Larutan praknitrat = endapan putih perak karbonat:
Endapan larut dalam asam nitrat, dan dalam ammonia
Endapan
menjadi kuning atau coklat dengan penambahan reagen yang berlebuhan.
Karena terbentuknya perak oksida, hal yang sama terjadi jika campuran
dididihkan : Ag2CO3↓ →Ag2O↓ + CO2 ↑.
H. Kesimpulan
Dari hasil
pembahasan atau praktikum yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu
bahwa di dalam batu kapur terdapat kalsium dengan kadar 60,1% yang
ditentukan secara analisis gravimetri metode pengendapan.
DAFTAR PUSTAKA
Setiono, L dkk. VOGEL., Buku teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Mikro., 1985., Jakarta.
Team Teaching. Modul Praktikum Kimia Analisis.,Universitas Negeri Gorontalo., 2010. Gorontalo.
Lukman, Astin., Bahan Ajar., Dasar-dasar Kimia Analitik., Universitas Negeri Gorontalo., 2005. Gorontalo.
http/www.wikipedia.com
http://chem-is-try.org/
No comments:
Post a Comment