1.1
Latar
Belakang
Sebagaimana dengan diadakanya percobaan analisis
kesadahan karena tingkat kesadahan air sangat berpengaruh terhadap kulitas air tersebut.
Kesadahan air adalahkandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium (Ca)
dan magnesium (Mg)
dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral
yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang
rendah. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa
merupakan ionlogam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat.
Metode paling sederhana untuk menentukan kesadahan air adalah dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa yang banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan
busa atau menghasilkan sedikit sekali busa. Kesadahan air total dinyatakan
dalam satuan ppm berat per volume (w/v)
dari CaCO3.
Cara
paling mudah untuk mengetahui air yang selalu anda gunakan adalah air sadah
atau bukan dengan menggunakan sabun. Ketika air yang anda gunakan adalah air
sadah, maka sabun akan sukar berbiuh, kalaupun berbuih, berbuihnya sedikit. Kemudian
untuk mengetahui jenis kesadahan air adalah dengan pemanasan. Jika Cara yang
lebih kompleks adalah melalui titrasi
kompleksometri. Titrasi kompleksometri atau kelatometri adalah suatu jenis
titrasi dimana reaksi antara bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk
suatu kompleks senyawa. Kompleks senyawa ini dsebut kelat dan
terjadi akibat titran dan titrat yang saling mengkompleks. Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri
dari dua komonen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta
titrat yang hendak diamati. Kelat
yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komponen yang membentuk ligan
dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati.
1.2
TUJUAN
Tujuan dari analisia kesadahan adalah untuk mengetahui
tingkat kesadahan air sampel dan mengetahui kualitas air berdasarkan tingkat
kesadahan
1.3
Manfaat
1. Dapat mengetahui tingkat kesadahan air sampel
2. Dapat mengetahui kualitas air sampel
3. Dapat mengetahui jumlah ion Fe dalam sampel
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.I Kesadahan
air
Di dalam air
seringkali terkandung mineral yang terlarut, misalnya CaCl2,
CaSO4, Ca(HCO3)2, MgSO4, Mg(HCO3)2 dan
lain-lain tergantung dari sumber airnya. Air yang mengandung ion Ca2+ atau
Mg2+ dalam jumlah yang cukup banyak disebut air sadah.
Penggunaan air sadah ini menimbulkan beberapa masalah diantaranya sukar berbuih
bila digunakan untuk mencuci dengan sabun, menimbulkan kerak pada ketel bila
direbus karena air sadah mengendapkan sabun menjadi scum dan
mengendapkan CaCO3 bila dipanaskan. Air yang hanya sedikit
atau tidak mengandung ion Ca2+ atau Mg2+ disebut
air lunak.
Air sadah
terutama disebabkan adanya Ca(HCO3)2 yang
terlarut dalam air. Ion kalsium dan bikarbonat, antara lain berasal dari proses
pelarutan batu kapur CaCO3 dalam lapisan tanah oleh air
hujan yang mengandung sedikit asam.
CaCO3(s)
|
+
|
H2O(l)
|
+
|
CO2(g)
|
→
|
Ca(HCO3)2(aq)
|
batu kapur
|
air hujan
|
kalsium bikarbonat
|
Air yang
menetes di dalam gua mengandung Ca(HCO3)2 yang
terlarut dan CaCO3 yang tidak larut. CaCO3
yang tertinggal di langit-langit gua semakin bertambah panjang membentuk
stalaktit dan air yang menetes membawa CaCO3 yang semakin
menumpuk di dasar gua makin tinggi membentuk stalagmit. Air yang terus mengalir
mengandung Ca(HCO3)2 terlarut merupakan air
sadah. Untuk mengetahui kesadahan suatu air dapat dilakukan penambahan tetesan
air sabun terhadap suatu contoh sampel air sampai terbentuk busa. Air sadah
memerlukan lebih banyak air sabun untuk membentuk busa, sedangkan air lunak
hanya membutuhkan sedikit air sabun untuk membentuk busa.
Air sadah tidak
begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan beberapa masalah. Air
sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa dan
keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, dan air
sadah yang bercampur sabun dapat membentuk gumpalan scum yang sukar
dihilangkan. Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi dengan ketat
untuk mencegah kerugian. Untuk menghilangkan kesadahan biasanya digunakan
berbagai zat kimia, ataupun dengan menggunakan resin penukar ion. Air sadah
digolongkan menjadi 2 jenis berdasarkan jenis anion yang iikat oleh kation
(Ca2+, Mg2+). Yaitu:
2.2 Titrasi Kompleksometri
Titrasi
kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks (ion
kompleks atau garam yang sukar mengion), Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks.
Reaksi–reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali
dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu
pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan
diterapkan pada titrasi. Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi
yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul
netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya
kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi komplek biasa
seperti di atas, dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi
kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Asam etilen diamin tetra
asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA, merupakan salah satu jenis asam
amina polikarboksilat.
EDTA adalah
singkatan dari Ethylene Diamine Tetra Acid, yaitu asam amino yang dibentuk dari
protein makanan. Zat ini sangat kuat menarik ion logam berat (termasuk kalsium)
dalam jaringan tubuh dan melarutkannya, untuk kemudian dibuang melalui urine.
EDTA sebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu
ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut
ligan multidentat yang mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul,
misalnya asam 1,2-diaminoetanatetraasetat (asametilenadiamina tetraasetat,
EDTA) yang mempunyai dua atom nitrogen penyumbang dan empat atom oksigen
penyumbang dalam molekul.
Eriochrome
Black T (EBT) adalah indikator kompleksometri yang merupakan bagian dari
titrasi pengompleksian contohnya proses determinasi kesadahan air. Di dalamnya
bentuk protonated Eriochrome Black T berwarna biru. Lalu berubah menjadi merah
ketika membentuk komplek dengan kalsium, magnesium atau ion logam lain. Nama
lain dari Eriochrome Black T adalah,Solochrome Black T atau EBT
(Anonima,2010).Suatu kelemahan Eriochrome Black T adalah larutannya tidak
stabil. Bila disimpan akan terjadi penguraian secara lambat,sehingga setelah
jangka waktu tertentu indikator tidak berfungsi lagi. Sebagai gantinya dapat
diganti dengan indikator Calmagite.Indikator ini stabil dan dalam kebanyakan
sifatnya sama dengan Erio T (Harjadi,1993).
BAB III METODE ANALISA
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1
Alat
Alat yang digunakan untuk analisa kesadahahan antara lain Neraca analitik, Beaker Glass, Labu Ukur 50 ml dan 100 ml, Pipet Volume 10 ml, Pipet Ukur 10 ml, Erlenmyer 250 ml, klem dan ststif, Buret, Pembakar Spiritus, Kaki Tiga dan Kassa, Gelas Ukur 50 ml, Mortar dan Ali.
Alat yang digunakan untuk analisa kesadahahan antara lain Neraca analitik, Beaker Glass, Labu Ukur 50 ml dan 100 ml, Pipet Volume 10 ml, Pipet Ukur 10 ml, Erlenmyer 250 ml, klem dan ststif, Buret, Pembakar Spiritus, Kaki Tiga dan Kassa, Gelas Ukur 50 ml, Mortar dan Ali.
3.1.2
Bahan
Bahan untuk analisa kesadahan adalah CaCO3, EDTA, indikator EBT, Buffer Salmiak, NH4OH, HCl, aquadest, kertas pH universal, Spiritus
Bahan untuk analisa kesadahan adalah CaCO3, EDTA, indikator EBT, Buffer Salmiak, NH4OH, HCl, aquadest, kertas pH universal, Spiritus
3.2
Cara Kerja
3.2.1
CaCO3
|
Membuat Larutan Standar CaCO3 0,01 M 100 ml
§ Ditimbang sebanyak 0,1 gr di Erlenmyer
§ Ditambah HCl dengan perbandingan 1:1sampai semua CaCO3
larut
§ Ditambah 20 ml aquadest
§ Dididih selama beberapa menit untuk menghilangkan CO2
§ Didinginkan dan ditambahkan indikator Metil Merah
§ Diatur sampai warna orange dengan menambahkan NH4OH
3N atau HCl 1:1 seperlunya
§ Dipindah ke labu ukur 100 ml
§
CaCO3 0,01 M 100 ml
|
Dihomogenkan dan di tanda bataskan
3.2.2
EDTA
|
Membuat Larutan Standar EDTA 0,01 M 50 ml
§ Ditimbang sebanyak 0,19 gr
§ Dipindah ke beaker glass
§ Dilarutkan dengan aquadest
§ Dipindah ke labu ukur 50 ml
§ Dihomogenkan dan ditandabataskan
EDTA 0,01 M 50 ml
|
3.2.3
Membuat Indikator
EBT
EBT
|
§ Ditambahkan NaCl dengan perbandingan 1:10
§
Indikator EBT
|
Dihalushan dengan mortar dan alu
3.2.4
NH4 pekat
|
Membuat larutan Buffer Salmiak pH 10
§ Diambil sebanyak 71 ml
§ Dicampur dengan 8,75 gr Amonium Klorida
§ Diencerkan dengan aquadest sampai 250 ml
§ Adjust pH hingga pada pH 10 dengan ditambah NH4Cl
atau NH4OH
Larutan Buffer pH 10
|
3.2.5
CaCO3
|
Standardisasi EDTA dengan Larutan Standar Primer CaCO3
§
Dipipet sebanyak 10
ml
§
Dipindah ke
erlenmyer 250 ml
§
Ditambah 2 ml
larutan buffer salmiak
§
Ditambah kurang
lebih 50 mg indikatur EBT
§
Dititrasi dengan
larutan EDTA
§
Dititrasi terus
hingga terjadi perubahan warna ungu menjadi biru
§
Dilkukan duplo
§
Perhitungan
Hasil ...... ml
|
3.2.6
Penetapan Konsentrasi
Sampel Air
sampel
|
§
Dipipet sebanyak 10
ml
§
Dipindah ke
erlenmyer 250 ml
§
Ditambah 2 ml
larutan buffer salmiak
§
Ditambah kurang
lebih 50 mg indikatur EBT
§
Dititrasi dengan
larutan EDTA
§
Dititrasi terus
hingga terjadi perubahan warna ungu menjadi biru
§
Dilkukan duplo
§
Perhitungan
Hasil ...... ml
|
.
BAB IV DATA PENGAMATAN
4.1 Data Analisa
- Data
Standardisasi
§
Hasil volume
larutan EDTA : 9,8 ml
§
Volume larutan CaCO3 : 10 ml
§
Konsentrasi CaCO3 : 0,01 M
- Data perhitungan sampel
§
Volume EDTA : 10 ml
§
Volume sampel 1 : 0,2 ml
§
Volume EDTA : 10 ml
§
Volume sampel 2 : 1,8 ml
§
Volume EDTA : 10 ml
§
Volume sampel 3 : 2,1 ml
§
Ar unsur Ca : 40 gr/molek
4.2 Data
Perhitungan
- Perhitungan membuat larutan EDTA
©
Gram EDTA= M.L.Mr
= 0,001 . 0,05 . 372,238 = 0.186119 = 0,19 gram
= 0,001 . 0,05 . 372,238 = 0.186119 = 0,19 gram
-
Perhitungan
standardisasi larutan EDTA
VEDTA . MEDTA = VCaCO3 . MCaCO3
9,8 ml . µ
M = 10 ml . 0,01 M
µ M
=
µ M =
µ M = 0,01 M
-
Perhitungan
konsentrasi sampel
©
Perhitungan sampel
1:
Konsentrasi ion Ca(ppm) =
Konsentrasi ion Ca(ppm) =
=
= 8 ppm
©
Perhitungan sampel
2:
Konsentrasi ion Ca (ppm) =
Konsentrasi ion Ca (ppm) =
=
= 84ppm
©
Perhitungan sampel
3:
Konsentrasi ion Ca (ppm) =
Konsentrasi ion Ca (ppm) =
=
= 72 ppm
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Analisa prosedur
5.1.1
Membuat Larutan
Standar CaCO3 0,01 M 100 ml
Pada
pembuatan larutan CaCO3 pertama
CaCO3 ditimbang lalu ditambah dengan laruran HCl hal ini dilakukan
untuk membantu pelarutan CaCO3 dengan aquadest setelah itu dilakukan
pemanasan hingga mendidih ini bertujuan untuk menghilangkan gas CO2 yang
terbentuk ketika penambahan HCl kemudian didinginkan. Penambahan indikator MM
(Metil Merah) bertujuan sebagai indikator ketika proses adjust pH pada larutan
agar mudah mendeteksi, kemudian diatur hingga terbentuk warna orange dengan
menambah larutan HCL atau NH4OH. Terakhir ditandabataskan di labu
ukur 50 ml dan di homogenkan.
5.1.2
Membuat Larutan Standar EDTA 0,01 M 50 ml
Pada pembuatan larutan EDTA langkah pertama adalah
menimbang EDTA sesuai dengan perhitungan. Kemudian di pindah ke beaker glass
untuk memudahkan melarutkan, setelah itu larutan dipindah ke labu ukur 50 ml.
Larutan ditandabataskan dan di homgenkan
5.1.3
Membuat Indikator
EBT
Pada pembuatan indikator EBT yaitu dengan cara mencampur
serbuk EBT dan NaCl dengan perbandingan 1: 10
5.1.4
Membuat larutan
Buffer Salmiak pH 10
Pada pembuatan larutan buffer salmiak pH 10 pertama
dilakukan adalah mengambil larutan NH3 atau amoniak sebanyak 71 ml
lalu dicampur dengan 8,75 gr amonium klorida. Untuk mengatur pH larutan
dilakukan dengan cara penambahan NH4Cl atau NH4OH
5.1.5
Standardisasi EDTA
dengan Larutan Standar Primer CaCO3
Pada tahap standardisasi langkah pertama adalah memipet
larutan standar primer CaCO3 sebanyak 10 ml dan dipindah ke
erlenmyer 250 ml lalu ditambah larutan bufer salmiak pH 10 untuk menjaga agar
pH tetap pada kondisi basa sementara itu penambahan indikator EBT bertujuan
untuk mengetahui terjadinya titik ekuivalen atau titik akhir titrasi. Ktmudian
dititrasi sampai terjadi perubahan warna dari ungu menjadi biru. Bila sudah
terbentuk warna biru maka proses titrsi harus segera dihentikan karena
perubahan warna menunjukan bahwa titik akhir titrasi tetah tersapai.
Selanjutnya dilakukan pendataan volume EDTA yang terpaki pada skala buret
5.1.6
Penetapan
Konsentrasi Sampel Air
Pada tahap penetapan konsentrasi Ca langkah pertama adalah memipet larutan sampel
sebanyak 10 ml dan dipindah ke erlenmyer 250 ml lalu ditambah larutan
bufer salmiak pH 10 untuk menjaga agar pH tetap pada kondisi basa sementara itu
penambahan indikator EBT bertujuan untuk mengetahui terjadinya titik ekuivalen
atau titik akhir titrasi. Kemudian dititrasi sampai terjadi perubahan warna
dari ungu menjadi biru. Bila sudah terbentuk warna biru maka proses titrsi
harus segera dihentikan karena perubahan warna menunjukan bahwa titik akhir titrasi
tetah tersapai. Selanjutnya dilakukan pendataan volume EDTA yang terpaki pada
skala buret
5.2
Analisa hasil
5.2.1
Standardisasi EDTA
dengan Larutan Standar Primer CaCO3
Standardisasi merupakan suatu tahap dimana terdapat dua larutan yaitu
larutan primer yang konsentrasnya sudah diketahui dengan jelas dan larutan
sekunder yang masih belum diketahui konsentrasinya dengan jelas untuk itu perlu
direaksikan dengan larutan primer. Ketika standardisasi pada saat penambahan
larutan buffer salmiak ditujukan untuk menjaga agar pH larutan standar primer
tetap pada pH 10. Sementara itu ketika penambahan indikator EBT dan titrasi
terjadi reaksi:
Ca2+ (aq) + H2Y2- (aq) –> (CaY)2- (aq) + 2H+ (aq)
Indikator EBT
berwarna biru langit dalam larutan tetapi membentuk kompleks merah anggur (Ca –
EBT)2+ (aq)
Sebelum titran EDTA ditambahkan untuk analisa, analit berwarna merah
anggur karena ion kompleks (Ca – EBT)2+ (aq). Jika EDTA- mengkompleks semua Ca2+ bebas dari larutan standar CaCO3 maka kompleks merah anggur (Ca – EBT)2+
terdisosiasi dari warna merah anggur berubah menjadi biru langit dari indikator
EBT. Dan titik akhir dicapai, semua ion sadah telah terkompleksikan dengan larutan EDTA
5.2.2
Penetapan
Konsentrasi Sampel Air
Pada penetapan
konsentrasi sampel ini diacukan dengan larutan sekunder yang sudah di
standardisasi. Untuk itu bisa lebuk akurat penempatan datanya. Ketika penetapan
konsentrasi sampel reaksi yang terjadi maupun penambahan penambahan juga
memiliki tujuan tang sama dengan pada saat standardisasi yaitu reaksi yang
terjadi adalah:
Ca2+ (aq) + H2Y2- (aq) –> (CaY)2- (aq) + 2H+ (aq)
Indikator EBT
berwarna biru langit dalam larutan tetapi membentuk kompleks merah anggur (Ca –
EBT)2+ (aq)
Sebelum titran EDTA ditambahkan untuk analisa, analit berwarna merah
anggur karena ion kompleks (Ca – EBT)2+ (aq). Jika EDTA- mengkompleks semua Ca2+ bebas dari
sampel air maka kompleks merah anggur (Ca – EBT)2+ terdisosiasi dari
warna merah anggur berubah menjadi biru langit dari indikator EBT. Dan titik
akhir dicapai, semua ion sadah telah terkompleksikan dengan EDTA
Hasil
dari data yang didapat dari berbagai sampel adalah:
©
Sampel 1 air aquadest
Þ 8 ppm
©
Sampel 2 air selolah
Þ 84 ppm
©
Sampel 3 air sumber kungkuk Þ
72 ppm
Hasil dari analisa tersebut
menunjukan bahwa air aquadest memiliki tingkat kesadahan terrendah hal ini
mungkin disebabkan karena proses penyulingan dapat memisahkan antara air dengan
ion Ca2+ atau Mg2+ yang terkandung dalam air. Sedangkan
air dari selolah memiliki tingkat kesadahan tertinggi hal ini bisa disebabkan
karena pengolahan dari pihak PDAM sebagai penyalur air. Lain halnya desa
kungkuk, air sumber tersebut memiliki tingkat kesadahan yang lumayan tinggi hal
ini mungkin disebabkan dari ion ion tang berada di dalam sumber air tanah yang
ada di desa kungkuk.
Hasil diatas telah menunjukan
bahwa air aquadestlah yang memiliki kualitas tertinggi namun untuk mendapat
aquadest tidak mudah juga. Maka dari itu air aquadest lebuh sering digunakan
untuk berbagai macam analisa di labolatorium karena tingkat ion Ca2+
dan Mg2+ yang sedikit memungkinkan untuk mendapat data analisa yang
lebih akurat
BAB VI KESIMPULAN
Kesimpulan
:
Hasil dari analisa penentuan tingkat kesadaha
ion Ca2+ dari berbagai sampel didapatkan data analisa:
©
Sampel 1 yaitu dari air aquadest memiliki kadar ion Ca2+
sebanyak 8 ppm
©
Sampel 2 yaitu dari air kran sekolah (PDAM) memiliki kadar ion Ca2+
sebanyak 84 ppm
©
Sampel 3 yaitu dari air sumber desa
kungkuk memiliki kadar ion Ca2+ sebanyak 72 ppm
Dari
data tersebut dapat dinyatakan bahwa air aquadest memiliki kualitas yang baik.
No comments:
Post a Comment