LAPORAN PRAKTIKUM SPEKTROSKOPI PENENTUAN KADAR Mn DALAM KMnO4
I. Tujuan
Percobaan
1.
Untuk
mempelajari kelinieran antara warna dan
konsentrasi
2.
Dengan
kurva baku hasil percobaan diatas, dicoba untuk menentukan kadar Mn dalam baja
sebagai MnO4
3.
Untuk mengetahui
kandungan unsur Mn dalam baja berdasarkan analisa
volumetri cara
permanganometri
II. Teori Dasar
Baja sangat berperan penting dalam kehidupan
manusia dan tidak lepas dari kebutuhan manusia seperti alat-alat dapur,
transportasi, generator sampai kerangka gedung. Pada baja terdapat komposisi
Mangan yang tentu berbeda-beda pada setiap alat-alat tersebut.
Mangan adalah unsur kimia dalam tabel periodik
yang memiliki lambing Mn dan nomor atom 25. Mangan berwarna putih
keabu-abuan, dengan sifat yang keras tapi rapuh. Mangan sangat reaktif
secara kimiawi, dan terurai dengan air
dingin perlahan-lahan. Mangan digunakan untuk membentuk banyak alloy yang
penting. Dalam baja, mangan meningkatkan kualitas tempaan baik dari segi
kekuatan, kekerasan,dankemampuan pengerasan. Dengan aluminum dan bismut,
khususnya dengan sejumlah kecil tembaga, membentuk alloy yang bersifat
ferromagnetik. Logam mangan bersifat ferromagnetik setelah diberi perlakuan.
Logam murninya terdapat sebagai bentuk allotropik dengan empat jenis. Salah
satunya,jenis alfa, stabil pada suhu luar biasa tinggi; sedangkan mangan jenis
gamma, yang berubah menjadi alfa pada suhu tinggi, dikatakan fleksibel, mudah
dipotong dan ditempa.
dingin perlahan-lahan. Mangan digunakan untuk membentuk banyak alloy yang
penting. Dalam baja, mangan meningkatkan kualitas tempaan baik dari segi
kekuatan, kekerasan,dankemampuan pengerasan. Dengan aluminum dan bismut,
khususnya dengan sejumlah kecil tembaga, membentuk alloy yang bersifat
ferromagnetik. Logam mangan bersifat ferromagnetik setelah diberi perlakuan.
Logam murninya terdapat sebagai bentuk allotropik dengan empat jenis. Salah
satunya,jenis alfa, stabil pada suhu luar biasa tinggi; sedangkan mangan jenis
gamma, yang berubah menjadi alfa pada suhu tinggi, dikatakan fleksibel, mudah
dipotong dan ditempa.
Titrasi
permanganometri ialah titrasi menggunakan larutan baku KMnO4
( kalium permanganat ). Reaksi yang terjadi adalah reaksi redoks, KMnO4
bertindak sebagai oksidator dan zat yang dititrasi sebagai reduktor.
( kalium permanganat ). Reaksi yang terjadi adalah reaksi redoks, KMnO4
bertindak sebagai oksidator dan zat yang dititrasi sebagai reduktor.
Reaksi KMnO4 ;
1.Dalam suasana Asam
kuat.
MnO4- + 8H+ +
5e → Mn2+ + H2O
2.Dalam suasana Alkali,
netral dan Asam lemah.
MnO4- + 4H+ +
3e → MnO2 + H2O
Untuk menunjukan akhir
titrasi, ditandai dengan timbulnya warna merahmuda yang disebabkan kelebihan
permanganat. Sumber-sumber kesalahan padatitrasi permanganometri, antara lain
terletak pada: Larutan
pentiter KMnO4¬ pada buret Apabila
percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang
terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada
titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya
adalah larutan berwarna merah rosa.
Penentuan mangan dalam bijih besi merupakan salah satu penggunaan yang
terpenting dalam titrasi permanganat. Suatu larutan standar KMnO4 dapat
digunakan secara tidak langsung dalam penentuan pereaksi oksidasi terutama
oksida – oksida lebih tinggi dari logam – logam seperti timbal dan mangan.
Oksida demikian sukar dilarutkan dalam suasana asam dan basa tanpa mereduksi
logamnya menjadi keadaan oksidasi yang lebih rendah.
titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya
adalah larutan berwarna merah rosa.
Penentuan mangan dalam bijih besi merupakan salah satu penggunaan yang
terpenting dalam titrasi permanganat. Suatu larutan standar KMnO4 dapat
digunakan secara tidak langsung dalam penentuan pereaksi oksidasi terutama
oksida – oksida lebih tinggi dari logam – logam seperti timbal dan mangan.
Oksida demikian sukar dilarutkan dalam suasana asam dan basa tanpa mereduksi
logamnya menjadi keadaan oksidasi yang lebih rendah.
III. Alat
dan Bahan
Alat- alat dan zat
kimia :
Spekronic
2 1
Kuvet
2 buah
Botol
Semprot
Labu
Ukur 5 buah
Pipet
Tetes
Pipet
Volume
Aqua
Dest
Larutan
Mn (II) / KMnO4
Koperyodat
IV. Cara
Kerja
v Pembuatan kurva baku
-Pipetlah sejumlah 2,5;3,5;5;7;11
ml larutan KMnO4 kedalam labu takar 25 ml kemudian encerkan dengan air ad tanda
batas.
v Penentuan panjang
gelombang maksimum
-Ukurlah serapan dari salah satu
larutan diatas dari panjang gelombang 400-600 nm.
-Dengan menggunakan panjang gel
maks tersebut ukurlah serapan masing-masing larutan.
v Penentuan Mn sebagai
MnO4 ̄
-Sejumlah cuplikan
Mn(II) diencerkan dalam labu ukur 100 ml.
-Tambahkan 5-10 ml
H3PO4 pekat dan 0,5 g kaperyodat.
-Didihkan selama 1
menit, biarkan panas selama 10 menit.
-Encerkan larutan yang
sudah dingin dengan 40 ml aqua.
-Ukur resapannya dengan panjang gelombang λ
maksimum
V. Hasil Percobaan dan Perhitungan
·
Larutan Induk
1 gram KMnO4/1000mL
=1000mg/ 1000mL
=1x106 g/103
=103 ppm
=1000 ppm
·
Konsentrasi standar 100 mg/ 1000mL
·
Larutan standar
2,5mL, 3,5mL,5 mL, 7 mL, 11 mL
2,5 mL à 2,5mL =
100 mg/ 1000 mL
x/
2,5mL = 100 mg/ 1000 mL
x = 0,25 à 0,25
mg/ 2,5 mL
3,5 mL à 3,5 mL =
100 mg/ 1000 mL
x/3,5
mL = 100 mg/ 1000 mL
x = 0,35 à 0,35
mg/ 3,5 mL
5 mL à 5 mL =
100 mg/ 1000 mL
x/5 mL =
100 mg/ 1000 mL
x = 0,5 à 0,5 mg/ 5 mL
7 mL à 7 mL =
100 mg/ 1000 mL
x/7 mL =
100 mg/ 1000 mL
x = 0,7 à 0,7 mg/ 7mL
11mL à 11 mL = 100 mg/ 1000 mL
x/11 mL =
100 mg/ 1000 mL
x = 0,11 à 0,11 mg/ 11mL
X (ppm)
|
Y
|
X2
|
Y2
|
XY
|
2,5
|
0,035
|
6,25
|
0,001225
|
0,0875
|
3,5
|
0,043
|
12,25
|
0,001849
|
0,1505
|
5
|
0,071
|
25
|
0,005041
|
0,355
|
7
|
0,099
|
44
|
0,003801
|
0,693
|
11
|
0,159
|
121
|
0,025281
|
1,749
|
∑= 29
|
∑= 0,407
|
∑= 208,5
|
∑= 0,037197
|
∑= 3,035
|
r =
= 5 x 3,035 –
29 x 0,407
= 3,372
=
b =
= 5 x 3,035 –
29 x 0,407
=
3,372
201,5
= 0,0255
a =
N
= 0,407 - 0,003234537 x 29
5
= -0,53102
5
= -0,1062
Persamaan Garis Lurus
y=
a+bx
y=
-0,1062 + 0,0255 x
Menentukan x
atau konsentrasi sampel dari data yang diperoleh pada saat percobaan:
1.
Sampel I
y= a+bx
0,061= -0,1062 + 0,0255 x
0,061 + 0,1062= 0,0255 x
X
= 0,1672
0,0255 x
X
= 6,556863 ppm
2.
Sampel II
y= a+bx
0,099= -0,1062 + 0,0255 x
0,099+ 0,1062= 0,0255 x
X
= 0,2052
0,0255 x
X = 8,047058824 ppm
3
Sampel III
y= a+bx
0,199= -0,1062 + 0,0255 x
0,199+ 0,1062= 0,0255 x
X
= 0,3052
0,0255
x
X
= 11,96863 ppm
4
Kesimpulan
Semakin
pekat suatu larut maka semakin banyak yang diserap
Dari
Percobaan yang telah dilakukan
a=
-0,1062
b= 0,0255
Persamaan
Linearnya adalah
y= a+bx
y= -0,1062 + 0,0255 x
DAFTAR PUSTAKA
http://adityabeyubay359.blogspot.com/2009_06_27_archive.html
Mahyudin.
2010. Panduan Belajar dan Praktikum Analisa Fisika Kimia. Padang: Universitaas
Andalas
No comments:
Post a Comment