I
Mengidentifikasi dan membedakan reaksi-reaksi kation golongan IV (1 hal. 10).
B. Dasar Teori
Kation-kation golongan keempat, tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen sulfida ataupun amonium sulfida; tetapi amonium karbonat (jika ada amonia atau ion amonium dalam jumlah yang sedang) membentuk endapan-endapan putih. Uji ini harus dijalankan dalam larutan netral atau basa. Jika tak ada amonia atau ion amonium, magnesium juga akan mengendap. Endapan-endapan putih yang terbentuk dengan reagensia golongan adalah barium karbonat BaCO3, strontiumkarbonat SrCO3, dan kalsium karbonat CaCO3 (2 hal. 295).
Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan liat, yang stabil dalam udara kering. Barium bereaksi dengan air dalam udara yang lembab, membentuk oksida atau hidroksida. Barium melebur pada 710oC. Logam ini bereaksi dengan air pada suhu ruang, membentuk barium hidroksida dan hydrogen (2 hal. 295).
Ba + H2O → Ba2+ + H2↑ + 2OH-
Asam encer melarutkan barium dengan mudah dengan mengeluarkan hidrogen. (2, hal.296)
Ba + 2H+ → Ba2+ + H2↑
Barium adalah bivalen dalam garam-garamnya, membentuk kation barium (II), Ba2+. Klorida dan nitratnya larut, tetapi dengan menambahkan asam klorida pekat atau asam nitrat pekat kepada larutan barium, barium klorida atau nitrat mungkin mengedap sebagai akibat hukum kegiatan massa (2 hal. 296).
Strontium adalah logam putih-perak, yang dapat ditempa dan liat. Strontium melebur pada 771oC. Sifat-sifatnya serupa dengan sifat-sifat barium (2 hal. 299).
Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Ia melebur pada 845oC. Ia terserang oleh oksigen atmosfer dan udara lembab; pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida dan/atau kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen (2 hal. 300).
Kalsium membentuk kation kalsium (II), Ca2+, dalam larutan-larutan air. Garam-garamnya biasanya berupa bubuk putih dan membentuk larutan yang tidak berwarna, kecuali bila anionnya berwarna. Kalsium klorida dan kalsium nitrat larut dengan mudah dalam etanol atau dalam campuran 1:1 dari etanol bebas air dan dietil eter (2 hal. 301).
Tabel Identifikasi Kation Golongan IV
Reagen
|
Kation
| ||
Ba2+
|
Sr2+
|
Ca2+
| |
1. NH3
|
Tak ada endapan
|
Tak ada endapan
|
Tak ada endapan
|
2. (NH4)CO3
+ NH4Cl
|
Putih, BaCO3↓
Sedikit larut
|
Putih, SrCO3↓
Sedikit larut
|
Amorf putih, CaCO3
Sedikit larut
|
3. (NH4)2C2O4
+CH3COOH
+HCl
|
Putih, Ba(COO)2↓
Larut
-
|
Putih, Sr(COO)2↓
Tidak larut
larut
|
Putih, Ca(COO)2↓
Tidak larut
larut
|
4. H2SO4(encer)
+(NH4)2SO4
|
Putih, BaSO4↓
Tidak larut
|
Putih, SrSO4↓
Tidak larut
|
Putih, CaSO4↓
Larut, [Ca(SO4)2]2-
|
5. CaSO4(jenuh)
|
Putih, BaSO4↓
|
Putih, SrSO4↓
|
-
|
6. K2CrO4
+CH3COOH
+HCl
|
Kuning, BaCrO4↓
Tidak larut
Larut
|
Kuning, SrCrO4↓
Larut
-
|
-
-
-
|
(2, hal. 295-301)
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Botol semprot, 1 buah
b. Rak tabng reaksi, 1 buah
c. Pipet tetes, 12 buah
d. Penjepit tabung reaksi, 1 buah
e. Pembakar bunsen, 1 buah
f. Tabung reaksi, 5 buah
2. Bahan
a. Larutan cuplikan
b. Larutan H2C2O4
c. Larutan CH3COOH 0,1 M
d. Larutan NaOH 0,5 M dan 6 M
e. Larutan NH3
f. Larutan K2CrO4
g. Larutan HCl
(1 hal. 10)
D. Prosedur Kerja
1. Identifikasi menggunakan pereaksi H2C2O4
a. Disiapkan 3 tabung reaksi yang bersih dan kering, dan disiapkan juga 3 pipet tetes untuk sampel, dan 7 pipet tetes untuk pereaksi.
b. Sampel a-c dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang masing-masing telahlabel a-c sebanyak 1 pipet.
c. Ditambahkan H2C2O4 ke dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes, kemudian diamati. Apabila terdapat endapan ditambahkan CH3COOH, kemudian diidentifikasi kembali dan dicatat yang terjadi.
2. Identifikasi menggunakan pereaksi CH3COOH 0,1 M
a. Dilakukan hal yang sama pada percobaan 1 langkah a-b.
b. Ditambahkan CH3COOH 0,1 M ke dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes, diamati apa yang terjadi dan dicatat.
3. Identifikasi menggunakan pereaksi NaOH 6 M
a. Dilakukan hal yang sama pada percobaan 1 langkah a-b.
b. Ditambahkan NaOH 6 M ke dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes, diamati apa yang terjadi, apabila ada perubahan larutan dipanaskan dan diberi lakmus merah pada mulut tabung (diusahakan lakmus tidak menyentuh mulut tabung) kemudian diamati perubahan warna pada kertas lakmus dan dicatat perubahannya.
4. Identifikasi menggunakan pereaksi NH3
a. Dilakukan hal yang sama pada percobaan 1 langkah a-b.
b. Ditambahkan NH3 ke dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes, diamati perubahan yang terjadi dan dicatat pada tabel. Uji dilanjutkan dengan penambahan reagen berlebih, diamati kembali perubahannya dan dicatat.
5. Identifikasi menggunakan pereaksi K2CrO4 0,1 M
a. Dilakukan hal yang sama pada percobaan 1 langkah a-b.
b. Ditambahkan K2CrO4 0,1 M ke dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes, diamati perubahan yang terjadi, larutan yang mengendap ditambahkan HCl 0,1 M. Apabila masih terbentuk endapan ditambahkan CH3COOH 1 M dan diamati perubahan yang terjadi dan dicatat perubahan yang terjadi.
6. Identifikasi menggunakan pereaksi NH3 + HCl
a. Dilakukan hal yang sama pada percobaan 1 langkah a-b.
b. Ditambahkan NH3 ke dalam masing-masing tabung reaksi a-e sebanyak ± 3 tetes, diamati perubahan yang terjadi kemudian uji dilanjutkan dengan menambahkan HCl pada larutan dan diidentifikasi kembali dan dicatat apa yang terjadi.
7. Identifikasi menggunakan pereaksi NaOH 0,5 M
a. Dilakukan hal yang sama pada percobaan 1 langkah a-b.
b. Ditambahkan NaOH 0,5 M kedalam masing-masing tabung reaksi a-c sebanyak ±3 tetes, diamati perubahan yang terjadi dan dicatat apa yang terjadi.
(1 hal. 11-12)
E. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan Identifikasi Kation Golongan IV
Tabel 5.1 Tabel Pengamatan Identifikasi Kation Golongan IV
Reagen
|
Sampel Kation
| |||
A
|
B
|
C
| ||
1. H2C2O4
+ CH3COOH
|
Endapan Putih
Sedikit Larut
|
Endapan Putih
Membentuk Larut
|
Endapan Larut
Sedikit Larut
| |
2. CH3COOH
|
Tidak ada perubahan
|
Tidak ada perubahan
|
Tidak ada perubahan
| |
3. NaOH
+ dipanaskan
+lakmus merah
|
Bening
Tidak ada perubahan
|
Keruh, tidak ada ↓
Tidak berubah
|
↓putih susu
Tidak berubah
| |
4. NH3
+ reagen berlebih
|
Bening
Keruh
|
Keruh
Keruh
|
Bening
Keruh
| |
5. K2CrO4 0,1M
+ HCl 0,1 M
+CH3COOH
|
Kuning bening
-
-
|
↓ kuning, larutan kuning
↓ putih, larutan kuning
Larutan kuning kehijauan
|
Larutan kuning bening
-
-
| |
6. NH3
+ HCl 0,5 M
|
Larutan bening
↓ gel putih
|
Larutan keruh
Putih susu
|
Larutan bening
Larutan bening
| |
7. NaOH 0,5 M
|
Larutan bening, ↓ putih
|
Larutan bening, ↓ putih
|
Larutan bening
| |
Hasil Uji
|
Ca2+
|
Ba2+
|
Sr2+
| |
2. Persamaan Reaksi
a. Larutan cuplikan A (Ca2+)
Ca2+ + C2O42- → CaC2O4↓
Ca2+ + 2COO- → tidak bereaksi
Ca2+ + 2OH- → Ca(OH)2
Ca2+ + (COO)22- → Ca(COO)2
Ca2+ + CrO42- → CaCrO42-
Ca2+ + NH3 + 2HCl → CaCl2↓ + NH4+ + H+↑
b. Larutan cuplikan B
Ba2+ + C2O42- → BaC2O4↓
Ba2+ + 2COO- → tidak bereaksi
Ba2+ + 2OH- → Ba(OH)2
Ba2+ + (COO)22- → Ba(COO)2
Ba2+ + CrO42- → BaCrO42-↓
Ba2+ + NH3 + 2HCl → BaCl2↓ + NH4+ + H+↑
c. Larutan cuplikan C
Sr2+ + C2O42- → SrC2O4↓
Sr2+ + 2COO- → tidak bereaksi
Sr2+ + 2OH- → Sr(OH)2↓
Sr2+ + (COO)22- → Sr(COO)2
Sr2+ + CrO42- → SrCrO42-↓
Sr2+ + NH3 + 2HCl → SrCl2↓ + NH4+ + H+↑
F. Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan membedakan reaksi kation golongan IV. Adapun kation yang termasuk golongan IV yaitu Ba2+, Ca2+, dan Sr2+. Pereaksi yang digunakan yaitu H2C2O4, CH3COOH, NaOH 6 M, NH3, K2Cr2O4, NaOH 0,5 M, HCl 0,1 M, dan kertas lakmus merah.
Pada sampel A, terbentuk endapan putih ketika ditambahkan reagen H2C2O4dan NaOH 6 M. Endapan yang terbentuk pada penambahan H2C2O4 sedikit larut ketika ditambahkan larutan CH3COOH. Pada penambahan larutan NaOH larutan berwarna bening, begitu juga pada penambahan NH3. Larutan sampel yang ditambahkan reagen NH3 berubah menjadi keruh ketika ditambahkan reagen berlebih. Pada penambahan K2CrO4 larutan berwarna kuning bening. Pada penambahan NH3, larutan tetap berwarna bening, namun ketika direaksikan lagi dengan NH3, terbentuk endapan putih menyerupai gel. Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa cuplikan A merupakan kation Ca2+.
Pada sampel B, terbentuk endapan putih ketika cuplikan direaksikan dengan H2C2O4. Pada penambahan CH3COOH tidak terjadi perubahan. Pada penambahan NaOH, larutan menjadi keruh dan tidak ada endapan, begitu juga ketika cuplikan ditambahkan NH3. Penambahan reagen K2CrO4 pada cuplikan membentuk endapan berwarna kuning, namun endapan berubah warna menjadi putih ketika ditambahkan larutan HCl 0,1 M dan endapan larut ketika ditambahkan larutan CH3COOH. Ketika cuplikan ditambahkan NH3, larutan menjadi keruh, namun tidak ada endapan. Ketika ditambahkan NaOH 0,5 M terbentuk endapan berwarna putih. Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa cuplikan B merupakan kation Ba2+.
Pada sampel C, terbentuk endapan putih yang kemudian larut ketika cuplikan ditambahkan H2C2O4. Pada penambahan CH3COOH tidak terjadi perubahan. Pada penambahan NaOH terbentuk endapan berwarna putih susu. Cuplikan tidak mengalami perubahan (berwarna bening) ketika ditambahkan larutan NH3 dan NaOH 0,5 M, namun pada penambahan NH3 berlebih larutan berubah menjadi keruh. Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa cuplikan C merupakan kation Sr2+.
G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa larutan cuplikan A merupakan kation Ca2+, cuplikan B merupakan Ba2+, dan cuplikan C merupakan Sr2+.
No comments:
Post a Comment